Friday, August 31, 2018

Dakwah Jahr (terang-terangan) di Mekkah

Ketika perintah dakwah terang-terangan turun, Nabi Muhammad mengundang Bani Hasyim dan beberapa orang Bani Al-Muthalib bin Al-Manaf. Nabi menyeru kepada kaumnya menyembah dan berserah diri kepada Allah. Namun semua kerabatnya menentang Rasulullah, hanya Abu Thaliblah yang tidak menantang. Dia tidak masuk Islam tapi dia mendukung dakwah Nabi Muhammad dan melindunginya dari gangguan kaum kafir Quraisy.

Setelah Nabi merasa yakin terhadap dukungan dan janji Abu Thalib untuk melindunginya dalam menyampaikan wahyu Allah, beliau berdiri diatas Shafa, lalu berseru :
“ Wahai semua orang!” maka semua orang berkupul memenuhi seruan beliau, lalu beliau mengajak mereka kepada tauhid dan iman kepada risalah beliau serta iman kepada hari akhirat.”

Dari yang hadir disitu, Abu Lahab angkat bicara “ Celakalah engkau untuk selama-lamanya, untuk inikah engkau mengumpulkan kami.” Lalu turun surat Al Lahab.

Sejak itulah, dakwah Nabi terdengar seluruh Mekkah, kemudian turun ayat surat Al Hijr 94 yang memerintahkan berdakwah secara terang-terangan.
فَاصْدَعْ بِمَاتُؤْمَرُ وَأَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِينَ {94}
Artinya 94. Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.

Kaum Quraisy merasa terganggun dengan dakwah Nabi, karena kepercayaan mereka mulai dipermasalahkan dan berhala-berhala mereka ditentangnya. Mereka mengakui sosok Nabi Muhammad sebagai orang yang jujur. Mereka berusaha menghentikan dakwahnya dengan cara mendekati pamannya, Abu Thalib. Mereka mengharapkan Abu Thalib bisa merayu Nabi Muhammad saw untuk menghentikan dakwanya. Tapi Abu thalib menolak permintaan mereka. Maka mereka pun pulang dengan tangan hampa sehingga Nabi bisa melanjutkan dakwah, menampakkan agama Allah dan menyeru kepadaNya.

Semenjak penolakan itu, kafir  Quraisy berusaha menghentikan nabi dengan berbagai cara, antara lain menjelek-jelekkan ajaran Islam, membangkitkan keragu-raguan, menyebarkan anggapan-anggapan yang menyangsikan ajaran-ajaran beliau dan diri beliau, Melawan Al-Qur’an dengan dongeng orang-orang dahulu dan menyibukkan manusia dengan dongeng-dongeng itu, agar mereka meninggalkan Al-Qur’an, dan penyiksaan terhadap para pengikut nabi.

Kafir Quraisy berusaha menawarkan untuk mempertemukan Islam dan jahiliyah. Mereka akan mengikuti ajaran Nabi tanpa meninggalkan ajaran mereka, di lain pihak Nabi Muhammad saw dan pengikutinya mengikuti tata cara ibadah mereka tanpa meninggalkan ajaran Islam. Nabi Muhammada dengan tegas menolak penawaran mereka. Peristiwa tersebut diabadikan dalam surat al Kaafirun.
قُلْ يَاأَيُّهَا الْكَافِرُونَ {1} لآَأَعْبُدُ مَاتَعْبُدُونَ {2} وَلآَأَنتُمْ عَابِدُونَ مَآأَعْبُدُ {3} 
وَلآَأَنَا عَابِدُُ مَّاعَبَدتُّمْ {4} وَلآَأَنتُمْ عَابِدُونَ مَآأَعْبُدُ {5} لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ {6}

Artinya : 1. Katakanlah: "Hai orang-orang kafir, 2. aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. 3. dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. 4. dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, 5. dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. 6. untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku."

Nabi Muhammad mempertegas larangan adanya pencampuran ajaran Islam dengan ajaran Lain. Penolakan akan tawaran lunak oleh Nabi Muhammad saw, membuat kafir Quraisy semakin marah. Mereka melakukan pemboikotan (embargo) terhadap para pengikut Nabi Muhammad dan kaumnya Mereka menulis selembar kesepakatan pemutusan hubungan total dengan Bani Hasyim dan Bani Abdil-Muththalib. Pengumunan tersebut digantung di salah satu sudut Ka’bah. Adapun isi pengumuman adalah:
1. Barang siapa yang setuju dengan agama Muhammad, berbelas kasihan kepada salah seorang pengikutnya yang masuk Islam, atau memberi tempat singgah pada salah seorang dari mereka, maka ia dianggap sebagai kelompoknya dan diputuskan hubungan dengannya.
2. Tidak boleh menikah dengannya atau menikahkan dari mereka.
3. Tidak boleh berjual beli dengan mereka.

Nabi Muhammad saw bersama bani Hasyim dan Bani Mutholib hidup terisolir dan tinggal di lemabah Bani Hasyim. Kaum Quraisy semakin memperketat isolasinya kepada Nabi dan para shahabatnya sehingga mereka tidak memiliki bekal makanan. Kesulitan mereka sampai pada kondisi hanya makan dedaunan. Umat Islam tetap sabar dan tegar dari tekanan yang mencelakakan ini dengan terus mengharapkan pertolongan Allah.

Di tengah penderitaan inilah Allah swt. memberikan pertolongan dengan berbagai cara. Seperti Hisyam bin Amr, seorang kafir membawa untanya penuh makanan di malam hari ke Bani Hasyim dan Bani Muththalib. Begitu sampai di dekat lembah ia lepaskan kendali untanya. Ada juga orang-orang kafir bergabung di lembah Bani Hasyim dengan motivasi kesukuan dan kekerabatan. Embargo atau pemboikotan berlangsung selama tiga tahun.

Pada tahun ketiga, Hisyam bin Amr mengajak Zuhair bin Abi Umayyah bin Al Mughirah, untuk membatalkan pemboikotan tersebut. Mereka berdua mengajak 3 orang lagi yaitu, Muth’im bin Adiy, Abul Buhturiy bin Hisyam, dan Zam’ah bin Al-Aswad bin Al-Muththalib. Berlima bertemu malam hari di sebuah bukit di Mekah dan  bersepakat untuk membatalkan pengumuman pembokiotan.
Dan ketika datang pagi hari mereka pergi ke tempat pertemuannya. Mereka menyatakan penolakan terhadap pemboikotan atau embargo yang dilakukan orang-orang Quraisy. Mereka ingin merobek pengumuman yang tergantung di sudut Kabah. Abu Jahal berusaha menghalangi mereka berlima. Dan Abu Thalib saat itu berada di salah satu sudut masjid menyaksikan pertarungan yang terjadi di antara mereka.

Kemudian Muth’im bin Adiy berdiri ke tempat ditempelkannya pengumuman itu untuk merobeknya, dan ternyata pengumuman itu sudah dimakan tanah kecuali kalimat ‘Bismikallahumma’ yang menjadikan kebiasaan orang Arab menulis surat. Setelah itu berakhir pemboikotan terhadap Nabi Muhammad saw dan pengikutnya.

Kafir Quraisy tetap menekan dan menyiksa para pengikut Nabi Muhammad saw. Hingga nabi Memerintahkan pengikutnya untuk hijrah dan keluar dari Mekkah.

Thursday, August 30, 2018

Dakwah rahasia (sirriyah) di Mekkah

Pada awal dakwahnya, nabi Muhammad menggunakan dakwah sirriyah dalam menyebarkan Islam. Nabi Muhammad melakukan dakwah sirri bukan karena takut melainkan strategi dakwah. Dimana Nabi mengantisipasi pengikut Nabi yang masih sedikit dan belum kuat. Sedangkan ancaman dan siksaan masyarakat kafir Quraisy masih kua dan status kota Mekkah sebagai pusat agama bangsa Arab. Disana terdapat para pengabdi ka’bah dan tiang sandaran bagi berhala dan patung-patung yang dianggap suci oleh seluruh bangsa Arab

Nabi Muhammad saw melakukan dakwah sirri  dengan pendekatan personal. Hal ini disebabakan pendekatan personal memiliki keterkaitan batin serta interaksi emosional antara pengajak dan yang diajak. pendekatan personal ini Nabi SAW telah menggabungkan antara ikhtiar dan tawakal. Artinya nabi dalam berdakwah memperhatikan situasi dan kondisi yang ada.

Nabi Muhammad melaksanakan dakwah sirriyah selama 3 tahun.  Pertama-tama, Nabi  menawarkan Islam kepada orang-orang terdekat, keluarga besar serta shahabat-shahabat karib beliau. Mereka diajak  untuk memeluk Islam.  Dalam sejarah Islam dikenal sebagai as-Saabiquun al-Awwalluun (orang-orang yang paling dahulu dan pertama masuk Islam). Mereka adalah
1. Khadijah binti Khuwailid, Ummul Mukminin Isteri Nabi Shallallâhu ‘alaihi wasallam,
2. Zaid bin Haritsah bin Syarahil,  Maula (budak) beliau, al-Kalbi,
3. Ali bin Abi Thalib Sepupu beliau;
4. Abu Bakr ash-Shiddiq, Shahabat paling dekat beliau,.

Setelah memeluk Islam, Abu Bakr bersemangat dalam berdakwah mengajak orang-orang masuk Islam. Karakter Abu Bakar terkenal sebagai sosok laki-laki yang lembut, disenangi, dan berbudi baik. Para tokoh kaumnya selalu mengunjunginya dan sudah tidak asing dengan kepribadiannya karena kecerdasan, kesuksesan dalam berbisnis dan pergaulannya yang luwes. Melalui Dakwah beliau, beberapa shahabat masuk Islam yaitu :
1. ‘Utsman bin ‘Affana al-Umawi,
2. az-Zubair bin al-’Awam al-Asadi,
3. ‘Abdurrahman bin ‘Auf,
4. Sa’d bin Abi Waqqash az-Zuhriyan dan
5. Thalhah bin ‘Ubaidillah at-Timi.

Kemudian diikuti oleh Bilal bin Rabah al-Habasyi, Abu ‘Ubaidah; ‘Amir bin al-Jarrah yang berasal dari suku Bani al-Harits bin Fihr, Abu Salamah bin ‘Abdul Asad, al-Arqam bin Abil Arqam (keduanya berasal dari suku Makhzum), ‘Utsman bin Mazh’un – dan kedua saudaranya; Qudamah dan ‘Abdullah -, ‘Ubaidah bin al-Harits bin al-Muththalib bin ‘Abdu Manaf, Sa’id bin Zaid al-’Adawy dan isterinya;Fathimah binti al-Khaththab al-’Adawiyyah – saudara perempuan dari ‘Umar bin al-Khaththab -, Khabbab bin al-Arts, ‘Abdullah bin Mas’ud al-Hazaly serta banyak lagi selain mereka. Mereka itulah yang dinamakan as-Saabiquunal Awwaluun.

Mereka semua masuk Islam secara sembunyi-sembunyi. Mereka menyembunyikan keimanannya untuk menghindari ancaman dan siksaan Kafir Quraisy. Selain diuji oleh faktor eksternal, keimanan mereka diuji oleh faktor internal, yaitu ajaran-ajaran yang diterima Nabi bertentangan dengan kondisi yang ada dan diluar kemampuan otak manusia.

Seperti peristiwa isra miraj. Peristiwa perjalan nabi dari Masjidil haram ke baitul maqdis, dan diteruskan ke sudraotul muntahan dalam satu hari. Peristiwa yang tidak mungkin dilakukan pada waktu itu. Dimana kondisi fasilitas transportasi masih menggunakan unta atau kudan, belum tersedia alat transportasi modern seperti pesawat terbang.Abu bakar merupakan shahabat pertama yang mempercayai peristiwa tersebut, sehingga  Abu bukar mendapat gelar Ash Shiddiq. Beliau mempercayai apapun diucapkan dan disampaikan oleh Nabi Muhammad saw. Pada peristiwa isra’ dan mi’raj, Nabi Muhammad saw mendapat perintah menegakan shalat 5 waktu.

Menurut Ibnu Hajar bahwa perintah shalat Termasuk wahyu pertama yang. Ibnu Hajar berkata:

كان صلى الله عليه وسلم قبل الإسراء يصلى قطعًا وكذلك أصحابه، ولكن اختلف هل فرض شىء قبل الصلوات الخمس من الصلوات أم لا‏؟‏ فقيل‏:‏ إن الفرض كانت صلاة قبل طلوع الشمس وقبل غروبها‏.

“sebelum terjadinya Isra’, beliau Shallallâhu ‘alaihi wasallam secara qath’i pernah melakukan shalat, demikian pula dengan para shahabat akan tetapi yang diperselisihkan apakah ada shalat lain yang telah diwajibkan sebelum (diwajibkannya) shalat lima waktu ataukah tidak?. Ada pendapat yang mengatakan bahwa yang telah diwajibkan itu adalah shalat sebelum terbit dan terbenamnya matahari”.

Walaupun dakwah dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan bersifat personal, namun beritanya sudah kedengaran oleh kaum Quraisy. Hanya saja, mereka belum mempermasalahkannya karena nabi Muhammad belum menentang agama dan tuhan mereka. Sehingga nabi Muhammad dapat membangun jamaah Mukminin berlandaskan ukhuwwah (persaudaraan) dan ta’awun (solidaritas).  Kemudian turunlah wahyu yang memerintahkan Nabi Muhammad untuk  menyampaikan dakwah secara terang-terangan dan menentang kebatilan kaum quraisy dan menyerang berhala-berhala mereka.

Wednesday, August 29, 2018

Kumpulan Soal Mid Semester Ganjil SKI MTs Kelas IX

Jawablah soal-soal berikut ! (Soal dan jawaban)
1. Tuliskan agama yang dianut masyarakat Nusantara sebelum Islam !
    a. Berkeyakinan Animisme dan Dinamisme
    b. Beragama Hindu dan Budha

2. Apa yang dimaksud dengan masuknya Islam di Indonesia ?
Masuknya Islam di Indonesia masih bisa diperdebatkan. Pengertian “masuk” antara lain dalam arti:
a. sentuhan (ada hubungan dan ada pemukiman Muslim).
b. sudah berkembang adanya komunitas masyarakat Islam.
c. sudah berdiri kerajaan Islam.

3. Tuliskan bukti masuknya Islam di Indonesia pada abad ke 7, 11 dan 13 !
     Bukti masuknya Islam di Indonesi abad ke 7,11 dan 13
     1. a. Seminar masuknya Islam di Indonesia (di Aceh), sebagian dasar adalah catatan perjalanan Al Mas’udi, yang menyatakan bahwa pada tahun 675 M, terdapat utusan dari raja Arab Muslim yang berkunjung ke Kalingga. Pada tahun 648 diterangkan telah ada koloni Arab Muslim di pantai timur Sumatera.
         b. Dari Harry W. Hazard dalam Atlas of Islamic History (1954), diterangkan bahwa kaum Muslimin masuk ke Indonesia pada abad ke-7 M yang dilakukan oleh para pedagang muslim yang selalu singgah di sumatera dalam perjalannya ke China. Dll.
     2.  Catatan perjalanan Marcopolo ( 1292 M ) dan beberapa sarjana barat seperti R.A Kern; C. Snouck Hurgronje; dan Schrieke, lebih cenderung menyimpulkan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13, berdasarkan sudah adanya beberapa kerajaaan Islam di kawasan Indonesia
     3.  Berita Ibnu Batutah
Di Sumatra ditemukan batu nisan Sultan Malik al-Saleh yang bertulis Ramadhan 676 Hijriah (1297M).

4. Tuliskan cara berkembangnya Islam di Nusantara !
    1. Perdagangan
    2. Sosial (perkawinan)
    3. Pendidikan dan Pengajaran
    4. Tasawuf
    5. Kesenian

5. Tuliskan tokoh penyebar tasawuf terkenal !
     Tokoh penyebar tasawuf yang terkenal adalah :
     1. Hamzah Fansyri
     2. Syamsudin
     3. Syekh Abdul Shamad
     4. Nuruddin Ar Ranir

Kumpulan Soal Mid Semester Ganjil SKI MTs Kelas VIII

Jawablah Soal-soal berikut ! (soal dan Jawaban)
1. Tuliskan bagaimana awal berdirinya Dinasti Bani Abbasiyah !
Keruntuhan Dinasti Bani Umayyah pada tahun 750 M, menjadi tonggak awal berdirinya kekuasaan Dinasti Bani Abbasiyah.

2. Siapa khalifah pertama Dinasti Bani Abbasiyah ?
Khalifah pertama dari Dinasti ini adalah Abdullah As- Saffah bin Muhammad bin Ali Bin Abdulah bin Abbas bin Abdul Muthalib.

3. Mengapa disebut Dinasti Bani Abbasiyah ?
Dinamakan Dinasti Bani Abbasiyah karena para pendiri dan khalifah dinasti ini adalah keturunan Al-Abbas ibn Abdul Muthalib, paman Nabi Muhammad saw. Masa kekuasaan Dinasti Bani Abbasiyah berlangsung dalam rentang waktu yang panjang, dari tahun 132 H (750 M) s/d 656 H (1258).

4. Tuliskan 3 khalifah besar (terkenal) Dinasti Abbasiyah !
Dari 37 khalifah Dinasti Bani Abbasiyah, terdapat beberapa orang khalifah yang terkenal, di antaranya Abu Ja’far Al-Mansur, Harun Ar-Rasyid dan Al-Makmun.

5. Apa saja yang dilakukan oleh Al-Mansur selama menjabat sebagai khalifah ?
Al-Mansur merupakan khalifah  kedua,  merupakan khalifah yang menetapkan dasar-dasar pemerintahan Daulat Bani Abbas.Masa pemerintahan Abu Ja’far Al-Mansur merupakan masa awal perkembangan ilmu pengetahuan yang merupakan cikal bakal perkembangan kejayaan Abbasyiah  di  masa pemerintahan setelahnya. Kota  Baghdad yang dibangunya menjadi ibu kota Dinasti Abbasiyah dan selain  merupakan pusat perdagangan  juga kebudayaan dan ilmu pengtahuan.  Baghdad dianggap sebagai kota terpenting di dunia dan menjadi salah satu  pusat peradaban dunia.

6. Bagaimana peradaban Islam dimasa Khalifah Harun Ar-Rasyid dan Khalifah Al-Makmun ?
Pada masa Khalifah Harun Ar-Rasyid dan Khalifah Al-Makmun, peradaban Islam mencapai masa keemasan. Kebudayaan India dan Yunani juga telah memberi sumbangan yang berarti bagi perkembangan kebudayaan Islam. Kota-kota  Jundisapur, Harran, dan Iskandariyah  adalah pusat-pusat peradaban Yunani sebelum Islam.  Setelah Islam datang tradisi keilmuwan Yunani terjaga bahkan mengalami perkembangan yang semakin pesat. Beberapa sastrawan dan budayawan yang muncul pada masa itu adalah Ibnu Maskawaih dan Al-Kindi.

7. Bagaimana peradaban Islam di masa Al-Mansur, Harun Ar-Rasid dan Al-Makmun ?
Al-Mansur, Harun Ar-Rasid dan Al-Makmun merupakan masa-masa keemasan peradaban Islam. Para khalifah agung tersebut dikenal sebagai penguasa adil dan bijaksana serta memiliki perhatian dan kecintaan yang  kuat  terhadap ilmu pengetahuan. Dukungan dan kegigihan mereka dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan pengembangan perdaban Islam tercermin dalam berbagai kebijakan pemerintahannya.

8. Apa yang dapat diambil pelajaran (hikmah) dari prestasi ketiga khalifah tersebut ?
1. Berlaku adillah terhadap semua orang. Jangan bertindak zalim kepada siapapun
2. Bijaksanalah dalam mengambil keputusan untuk kebaikan diri dan orang lain.
3. Mencintai ilmu pengetahuan dengan rajin belajar dan meraih prestasi
4. Berakhlak mulia dimana dan kapan saja
5. Rajin beribadah

Kumpulan Soal Mid Semester Ganjil SKI MTs Kelas VII

Jawablah Soal-soal berikut !
1. Jelaskan misi Nabi Muhammad SAW sebagai rahmatan lil ‘alamin !
2. Jelaskan Kondisi Makkah sebelum Islam !
3. Jelaskan cara dakwah Nabi Muhammad SAW di Mekkah !
4. Tuliskan sebab keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW di Mekkah !
5. Jelaskan hikmah dari misi Nabi Muhammad SAW sebagai rahmatan lil ‘alamin !
6. Jelaskan keteladanan dari perjuangan Nabi dalam menghadapi masyarakat Mekkah !
7. Jelaskan keteladanan dari perjuangan para Sahabat dalam menghadapi masyarakat Mekkah !
8. Jelaskan keterkaitan misi dakwah Nabi Muhammad saw dengan perkembangan dakwah sekarang !
9. Tuliskan  surat Al Alaq 1- 5 dengan terjemahannya !
10. Tuliskan surat al mudatsir dari 1-7 dengan terjemahannya !

Kunci Jawaban
1. Misi Nabi Muhammad SAW sebagai rahmatan lil ‘alamin
        a. Mengajarkan kepada manusia tentang akidah dan larangan menyembah selain Allah swt.
        b. Menegaskan tentang adanya hari pembalasan
        c. Mengajarkan akhlak terpuji dan melarang berbuat kemungkaran.
        d. Mengakui dan melindungi hak asasi manusia.

2. Kondisi Makkah sebelum Islam
        Sebelum datang Islam, penduduk Mekkah dikenal dengan penduduk jahiliyah (bodoh). Mereka bukan bodoh secara intelektual tapi mereka mememiliki prilaku yang buruk di aspek agama, sosial, ekonomi, dan politik. Dari aspek agama, mereka menyembah berhala yang berada di sekitar Ka’bah. Dari aspek sosial, mereka suka minum hamar, mabuk, berzinah dan merampok. kedudukan wanita di tempat yang paling rendah, dan masalah perbudakan masih ada. Dari aspek ekonomi, mereka mempraktekan riba dan menjual barang dengan harga yang tinggi untuk mendapatkan keuntungan besar. Dari aspek politik, mereka sangat gemar berperang dan sering terjadi perang antar suku.

3. Cara dakwah Nabi Muhammad SAW di Mekkah
        1. Dakwah sirriyah sebagai cara dakwah yang digunakan ketika kondisi dan situasi tidak  mendukung.
        2. Dakwah Jahriyah sebagai cara menyebarkan dakwah lebih luas dan pengikutnya sudah siap dengan segala resiko.
        3. Hijrah ke Habasyah sebagai cara melindungi dan memelihara nyawa dan agama pengikut Nabi.
        4. Hijrah ke Thaif sebagai cara mencari tempat menyebarkan yang ideal untuk menyebarkan Islam.
        5. Dan Baiat Aqabah I dan II sebagai cara persiapan pendukung dan tempat untuk membangun basis Islam.

4. Sebab keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW di Mekkah
        keberhasilan dakwah Islam dikarenakan Nabi Muhammad memiliki karakter pendukung yaitu kesabaran menghadapi ancaman, kegigihan dan keuletan dalam menyebarkan Islam, memiliki kenyakinan yang kuat, memiliki akhlak yang mulya dan selalu menghindari kemungkaran, dan mengakui kesetaraan derajat manusia.

5. Hikmah dari misi Nabi Muhammad SAW sebagai rahmatan lil ‘alamin
        a. Manusia menjadi bertauhid. Artinya tidak adanya penyembahan berhala.
        b. Dengan menyakini adanya hari pembalasan, manusia berusaha beramal shaleh sampai akhir hayatnya
        c. Dengan akhlak terpuji menyebabkan bumi Allah ini terjaga dari tangan dan ucapan manusia jahat
        d. Dengan adanya HAM (Hak Asasi Manusia) menyebabkan manusia saling menghormati dan saling menghargai sehingga tercipta keamanan dan kedamaian dunia.

6. Keteladanan dari perjuangan Nabi dalam menghadapi masyarakat Mekkah
        a. Sabar menghadapi segala cobaan. Meskipun dirinya senantiasa dicaci.
        b. Gigih dan ulet dalam belajar dan meraih prestasi tanpa mengenal malas
        c. Iman yang kuat sebagai modal beramal shaleh
        d. Senantiasa memilih dan memilah teman sehingga terhindar diri dari pergaulan bebas.

7. Keteladanan dari perjuangan para Sahabat dalam menghadapi masyarakat Mekkah
        a. Sebagai sahabat semestinya saling tolong menolong dalam kebaikan. Bukan dalam kejahatan
        b. Jadilah teman yang salin mendukung dalam belajar dan meraih prestasi
        c. Mengutamakan persahabatan, menghindari permusuhan

8. Keterkaitan misi dakwah Nabi Muhammad saw dengan perkembangan dakwah
        a. Sebagai siswa, semestinya aktif dalam kegiatan pengajian yang diadakan oleh Remaja Masjid atau Ikatan Pelajar Muslim di lingkungan sekitar tempat tinggal
        b. Berperan aktif dalam kegiatan OSIS
        c. Menyebarkan kebaikan dengan menjaga kebersihan lingkungan dan diri
        d. Berakhlak mulia

9.     Surat Al Alaq 1- 5 dengan terjemahannya
        اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ {1} خَلَقَ الإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ {2} اقْرَأْ وَرَبُّكَ اْلأَكْرَمُ {3} الَّذِي عَلَّمَ ابِالْقَلَمِ {4} عَلَّمَ اْلإِنسَانَ مَالَمْ يَعْلَمْ {5}
Artinya 1. bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, 2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, 4. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam[1589], 5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

10.   Surat al mudatsir dari 1-7 dengan terjemahannya
يَاأَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ {1} قُمْ فَأَنذِرْ {2} وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ {3} وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ {4} وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ {5} وَلاَتَمْنُن تَسْتَكْثِرُ {6} وَلِرَبِّكَ فَاصْبِرْ {7}
Artinya : 1. Hai orang yang berkemul (berselimut), 2. bangunlah, lalu berilah peringatan!, 3. dan Tuhanmu agungkanlah!, 4. dan pakaianmu bersihkanlah, 5. dan perbuatan dosa tinggalkanlah, 6. dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. 7. dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah

Modal kesuksesan Nabi Muhammad saw dalam berdakwah di Mekkah

Nabi Muhammad mengembangkan dakwahnya di Mekkah dengan segala tantangan dan ancaman dari Masyarakat Quraisy. Tantangan tersebut tidak mengahalangi beliau untuk menghentikan dakwanya. Perjuangannya terus dilakukan sehingga pengikutinya terus bertambah. Keberhasilan tersebut tidak lepas dari karakter yang dimiliki oleh Nabi muhammad saw. . karakter tersebut  antara lain:

1. Sabar.
 Nabi Muhammad memiliki kesabaran  dalam menghadapi ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan baik dari keluarga maupun masyarakat Mekkah. Sikap sabar menjadi modal utama Nabi Muhammad untuk terus berdakwah dan tidak pernah putus asa.

2. Kegigihan dan keuletan
Nabi Muhammad saw memiliki kegigihan dan keuletan dalam menyebarkan Islam,  baik kepada keluarga maupun masyarakat Mekkah. Kegigihan dan keuletan menghadapi segala rintangan yang dihadapi.

3. Berakidah yang benar dan kuat.
Karakter ini menjadi modal utama dalam dakwah nabi Muhammad. Beliau menyakini akan janji Allah swt. Beliau tidak pernah ragu akan janji Allah yang akan melindungi dakwanya.

4. Akhlak terpuji dan menjauhi kemunkaran
Nabi Muhammad saw sudah terkenal dengan :Al Amin” sebelum diangkat jadi Nabi dan Rosul. Masyarakat Quraisy sudah mengakui kebaikan dan kejujuran Nabi Muhammad saw. Sehingga ketika Nabi Muhammad saw diangkat jadi Nabi dan Rosul, semua orang tidak bisa menolak akan kebenaran dakwanya. Tapi karena kesombongan dan keangkuhan menjadi masyarakak Quraisy menolak dakwahnya.

5. Kesetaraan Derajat
Nabi Muhammad menjunjung tinggi persamaan derajat sesama manusia. Tidak ada perbedaan antara bangsawan dan budak, antara yang kaya dan miskin. Perbedaanya pada keimanannya. Karakter ini membuat semua orang merasa nyaman dan diakui secara sama.

Tuesday, August 28, 2018

Tantangan dan Rintangan Dakwah Nabi Muhammad saw di Mekkah

Ketika Rasulullah mulai melancarkan kegiatan dakwahnya secara terang-terangan di tengah-tengah tempat kafir Quraisy berkumpul, dan mengajak mereka untuk masuk Islam, bahkan beliau melakukan shalat di sisi Ka'bah. Orang-orang kafir yang tidak suka dengan ajaran Islam semakin membenci ajaran yang dibawa Nabi Muhammad SAW. Lalu, kaum kafir Quraisy menghambat dan menghalangi dakwah Rasulullah melalui berbagai cara diantaranya:

1. Penghinaan, Ancaman dan Siksaan terhadap Rasulullah SAW
Rasulullah dihina sebagai orang gila, tukang sihir, anak celaka dan lain-lain dengan sebutan penghinaan. Suatu saat Rasul pernah dilempari kotoran domba, rumah beliau juga dilempari sampah dan kotoran. Untuk mencelakakan beliau, pernah diletakkan duri yang tajam di depan rumahnya, juga tindakan-tindakan lain yang sangat menyakitkan.

2. Penhinaan, Ancaman dan Siksaan terhadap Pengikut Rasulullah SAW
Misalnya penghinaan dan penyiksaan yang ditimpakan kepada Bilal oleh majikannya. Ia dijemur di tengah terik matahari sambil dilempari batu. Tidak puas, majikannya pun mencambuknya dan menimpakan batu yang besar di tubuh bilal. Bilal kemudian diselamatkan oleh Abu Bakar dengan cara dibelinya dari majikannya dengan harga yang sangat tinggi. Contoh lain penyiksaan keji yang dilakukan kafir Quraisy adalah siksaan yang ditimpakan kepada Ayah dan ibu Ammar bin Yasir, mereka dibunuh dan bahkan ditusuk jantungnya oleh Abu Jahal. Sahabat lainnya yang mendapatkan perlakuan sama adalah Zamirah yang matanya dicungkil hingga buta. Kekejian mereka juga menyebabkan Hibab terbelah tubuhnya karena ditarik oleh dua ekor unta yang berlawanan arah.

3. Bujukan Harta, Kedudukan dan Wanita
Langkah ini dilakukan oleh kafir Quraiys dengan mengutus Utbah bin Rabi'ah untuk membujuk Rasulullah SAW dengan harta dengan janji berapapun Nabi meminta maka akan diberikan. Bahkan mereka membujuknya untuk menjadikan Nabi sebagai raja dan diiming-imingi wanita-wanita yang tercantik di seluruh Arab asalkan Rasulullah menghentikan kegiatannya menyebarkan agama Islam. Namun semuanya ditolak oleh Rasulullah.

4. Membujuk Nabi untuk Bertukar Sesembahan
  Kafir Quraiys menawarkan kepada Nabi untuk saling bertukar sesembahan. Dimana mereka meminta Nabi untuk menyembah tuhan Latta dan Uzza dalam beberapa hari, untuk kemudian mereka bersedia menyembah Allah. Namun usaha ini ditolak Nabi melalui firman Allah dalam QS. Al-Kafirun ayat 1-3.

5. Membujuk dan Memprovokasi Abu Thalib
Tindakan langsung terhadap Nabi selalu menghadapi kegagalan, maka kafir Quraisy mulai beralih untuk mempengaruhi dan membujuk paman Nabi (Abu Thalib) agar memerintahkan Nabi berhentik berdakwah. Mereka memprovokasi dengan memberikan ganti Rasulullah dengan seorang pemuda yang gagah dan ganteng, dengan syarat Abu Thalib tidak menghalangi mereka membunuh Nabi. Namun usaha mereka ditolak mentah-mentah oleh Abu Thalib. Provokasi lainya adalah membujuk Abu Thalib dengan pernyataan bahwa Nabi telah membawa ajaran yang bertentangan dengan ajaran para pendahulu dan nenek moyang bangsa Arab. Taktik ini juga gagal. Bahkan Nabi mengatakan: "Senadainya matahari di letakkan di tangan kananku dan rembulan di tangan kiriku, aku tidak akan berhenti menyampaikan dakwah sehingga berhasil atau aku mati karenanya".

6. Menghasut  Masyarakat Mekkah
Upaya lain yang dilakukan kafir Quraisy untuk merintangi dakwah Nabi adalah dengan memempengaruhi masyarakat Quraisy untuk tidak mendengarkan dakwah atau bacaan-bacaan al-Qur'an, karena disebutkan oleh mereka sebagai jampi-jampi yang membuat mereka tertenung. Selain itu, mereka juga mengancam untuk tidak segan-segan membuat mereka sengsara atau bahkan dibunuh jika mengikuti ajaran Nabi

7. Pengasingan dan Pemboikotan Bani Hasyim dan Bani Muthallib
Upaya ini merupakan upaya yang sangat menyengsarakan kaum Muslimin. Kafir Quraisy melarang siapapun untuk berinteraksi dengan Bani Hasim dan Bani Mutahllib, melakukan transaksi jual beli, menikahi atau dinikahi, menengok yang sakit atau menolong mereka. Pemboikotan ini dituliskan dalam selembar pengemumuman yang ditempelkan di pintu gerbang masuk Ka'bah, sehingga semua orang tahu dengan ancaman berat bagi mereka yang melanggarnya.

8. Mempengaruhi Pimpinan Negara-negara Tetangga untuk Menolak Kehadiran Islam/Orang Islam.
Ini dilakukan misalnya ketika sebagian sahabat Nabi hijrah ke Habsy. Kafir Quraisy datang menghadap raja mereka yang beragama Nashrani dan menjelaskan tentang ajaran Islam dengan tidak benar. Namun, ketika dikonfrontir dengan umat Islam yang dijurubicarai Ja'far, akhirnya mereka kalah dan raja Habysi memberikan jamainan keamanan kepada umat Islam untuk hidup tentram di negaranya.

Monday, August 27, 2018

Metode dakwah Nabi Muhammad saw dalam membangun Perekonomian Madinah

Para pengikut Nabi Muhammad saw melakukan hijrah dengan resiko nyawa dan harta. Mereka meninggalkan Makkah secara sembunyi-sembunyi dan meninggalkan harta bedanya di Makkah. Akibatnya Mereka datang ke Madinah tidak membawa harta benda. Oleh karena, Nabi Muhammad membangun perekonomian masyarakat Madinah dengan cara sebagai berikut:

1. mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshar. Persaudaran berlandaskan Iman bukan persaudaraan berlandaskan darah. Sehingga Kaum Anshar dapat menjamin dan membantu saudaranya kaum muhajirin dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

2. menempatkan orang-orang fakir-miskin yang tidak punya tempat-tinggal di Masjid. Mereka dikenal dengan Ahlu Shuffah, yaitu orang-orang miskin atau sedang menuntut ilmu dan tinggal di laman masjid.

3. bekerjasama dengan kaum Anshar menciptakan lapangan pekerjaan bagi kaum Muhajirin. Kaum Muhajirin tidak mau menjadi beban bagi kaum Anshar sehingga adanya lapangan kerja memberikan mereka untuk memperoleh nafkah dengan hasil keringat sendiri.

4. Nabi saw menganjurkan bagi kaum Muhajirin yang mempunyai pengalaman dagang dan modal sebagai pedagang. Ajuran ini sesuai dengan profesi kaum Muhajirin ketika mereka tinggal di Makkah.

5. bagi kaum Muhajirin yang tidak mempunyai modal, Nabi Muhammad mengajurkan mereka bekerja sebagai petani. Karena madinah dikenal dengan tanah subur dan memiliki hasil pertanian yang bagus, terutama buah kurma dengan berbagai jenisnya.

6. setelah menerima perintah zakat, pembinaan perekonomian umat Islam lebih mendapat perhatian. Nabi Muhammad saw mengefektifkan zakat dan memperkuat jalinan antara pemberi zakat dan penerima zakat.

Sunday, August 26, 2018

Respon Masyarakat Mekkah terhadap Dakwah Nabi Muhammad saw

Pada umumnya, orang kafir Quraisy tidak senang menerima kehadiran agama Islam di tengah-tengah kehidupan mereka. Para tokoh masyarakatnya mulai menyebarkan isu yang tidak benar mengenai ajaran yang dibawa Nabi Muhammad saw. sehingga banyak masyarakat yang terpengaruh oleh isu-isu yang menimbulkan fitnah tersebut.

Salah seorang tokoh masyarakat Quraisy yang selalu menghalangi gerakan dakwah Nabi Muhammad saw. adalah Abu Lahab. Ia mulai menghasut masyarakat Arab Quraisy supaya membenci Nabi Muhammad saw. dan Islam. Bahkan Abu Thalib, paman Nabi yang memelihara dan mengasuhnya sejak kecil juga dihasut untuk melarang Nabi Muhammad saw. agar tidak menyebarkan ajaran Islam. Ia mendapat ancaman dan dipaksa untuk memenuhi keinginan masyarakat Quraisy tersebut.

Pada suatu ketika, Abu Thalib membujuk Nabi Muhammad saw. agar bersedia menghentikan kegiatan dakwahnya karena banyak tokoh masyarakat kafir Quraisy yang mengancamnya bila ia tidak berhasil membujuk Nabi Muhammad saw. untuk menghentikan dakwahnya. Namun permohonan pamannya itu tidak dikabulkan, bahkan ia berkata tegas: “Wahai pamanku, demi Allah, sekiranya matahari diletakkan di sebelah kananku, dan bulan di sebelah kiriku supaya aku berhenti berdakwah, pasti aku tidak akan mau berhenti berdakwah sampai Allah memberiku kemenangan atau aku binasa dalam perjuangan.”

Mendengar perkataan dan tekad bulat Nabi Muhammad saw. untuk terus berjuang, Abu Thalib tidak bisa berbuat banyak kecuali menyerahkan sepenuhnya kepada Nabi Muhammad saw. Hanya saja ia berpesan agar waspada dalam menyebarkan dakwah Islam dan berusaha menghindari ancaman masyarakat Quraisy.

Orang-orang kafir Quraisy tidak berani berhadapan langsung dengan Nabi Muhammad saw. untuk memintanya agar meninggalkan kegiatan dakwah karena mereka masih memandang posisi sosial pamannya, yaitu Abu Thalib. Tetapi mereka berani mengambil tindakan terhadap keluarga dan para sahabat Nabi.

Melihat usaha pendekatan Abu Thalib gagal dan agama Islam terus memperoleh pengikut, Abu Jahal dan Abu Sufyan mendatangi Abu Thalib kembali sambil mengancam. Mereka berkata: “Hai Abu Thalib, kamu sudah tua, kamu harus mampu menjaga dirimu jangan membela Muhammad. Kalau hal itu dilakukan terus maka keluarga kita akan pecah.” Tetapi ancaman itu juga tidak berhasil. Hal itu disebabkan karena tekad kuat Nabi Muhammad saw. sudah bulat untuk terus melaksanakan dakwah Islam kepada masyarakat Mekkah meskipun ia harus bertaruh nyawa.

Gagal melakukan pendekatan melalui jalur kekeluargaan, akhirnya pemimpin masyarakat Quraisy lainnya menjumpai Abu Thalib untuk membujuknya agar bisa menghentikan dakwah kemenakannya itu. Kali ini bukan ancaman yang diberikan, melainkan tawaran. Ia menawarkan seorang pemuda tampan bernama Amrah Ibnu Walid yang usianya sebaya dengan Nabi Muhammad saw. Lalu mereka berkata: “Hai Abu Thalib, Muhammad saya tukarkan dengan pemuda ini. Peliharalah orang ini dan serahkan Muhammad kepada kami untuk kami bunuh.”

Mendengar ancaman dan tekanan itu, Abu Thalib menjawab dengan suara lantang: “Hai orang kasar, silakan dan berbuatlah sesukamu. Aku tidak takut!” Kemudian Abu Thalib mengundang keluarga Bani Hasyim untuk meminta bantuan dan menjaga Muhammad saw. dari ancaman dan penganiayaan kafir Quraisy.

Setelah gagal melakukan tekanan kepada Nabi Muhammad saw. dan Abu Thalib, pemimpin Quraisy mengutus Uthbah Ibnu Rabi’ah untuk membujuk Nabi Muhammad saw. agar menghentikan dakwahnya. Untuk itu, ia menawarkan beberapa pilihan kepada Nabi Muhammad saw. Lalu ia berkata: “Hai Muhammad, bila kamu menginginkan harta kekayaan, saya sanggup menyediakan untukmu. Bila kamu menginginkan pangkat yang tinggi, saya sanggup mengangkatmu menjadi raja, dan bila kamu menginginkan wanita cantik, saya sanggup mencarikannya untukmu. Tetapi dengan syarat kamu mau menghentikan kegiatan dakwahmu.” Mendengar tawaran itu, Nabi Muhammad saw. menolaknya dengan tegas. Lalu Nabi Muhammad membaca ayat-ayat al Qur’an. Uthbah tertunduk malu dan hati kecilnya membenarkan ajaran Nabi Muhammad saw. Kemudian ia kembali ke kaumnya dan menceritakan apa yang baru saja dialaminya. Kemudian ia menganjurkan kepada masyarakat Quraisy dan kawan-kawannya untuk menerima ajakan Muhammad saw.

Mereka yang tidak senang dengan ajakan Nabi Muhammad saw. terus berusaha mengganggu dan merintangi dakwah Nabi dengan berbagai cara, termasuk penyiksaan dan pembunuhan. Di antara sahabat Nabi Muhammad saw. yang mendapat siksaan dari kafir Quraisy adalah Bilal bin Rabah, Yasr, Amr bin Yasir, Sumaiyah (isteri Yasir), Khabbah bin Aris, Ummu Ubais, Zinnirah, Abu Fukaihah, Al-Nadyah, Amr bin Furairah, dan Hamamah. Mereka menerima siksaan di luar batas perikemanusiaan, misalnya dipukul, dicambuk, tidak diberi makan dan minum. Bilal dijemur di terik matahari dan ditindih batu besar. Isteri Yasir yang bernama Sumaiyah ditusuk dengan lembing sampai terpanggang.

Siksaan itu ternyata tidak hanya dialami oleh hamba sahaya dan orang-orang miskin, tetapi juga dialami oleh Abu Bakar ash-Shiddiq, Zubair bin Awwam. Namun siksaan yang dialami Abu Bakar ash-Shiddiq tidak berlangsung lama karena ia mendapat pertolongan dari sukunya yaitu Bani Taymi.
Hambatan, gangguan, dan ancaman terus berlangsung dilakukan masyarakat kafir Quraisy terhadap umat Islam hingga akhirnya umat Islam diperintahkan oleh Nabi Muhammad saw. untuk hijrah ke Habsyi (Etheopia).

Hal penting yang dapat ditarik dari pelajaran di atas adalah bahwa apapun resiko yang akan dihadapi masyarakat muslim dalam berjuang menegakkan kebenaran dan penyiaran nilai-nilai keislaman, harus dihadapi dengan keteguhan jiwa, kesabaran, dan tawakal. Selain itu juga harus diupayakan cara-cara terbaik dalam menyebarkan ajaran Islam sehingga tujuan dan sasaran yang ingin dicapai dapat berhasil dengan baik. Rasulullah saw. telah memberikan contoh yang baik. Beliau tetap tabah, sabar, tekun, dan berjiwa besar dalam menyebarkan ajaran Islam yang diterimanya. Beliau tidak terkecoh dalam kedudukan, pangkat, harta, dan wanita atau kehormatan duniawi lainnya.

Beberapa faktor yang menyebabkan mereka menolak keras ajaran Muhammad adalah;
1. Ketakuan kehilangan Kekuasaan
Kaum kafir Quraisy tidak dapat membedakan antara kenabian dan kekuasaan. Di masa itu terjadi perebutan kekuasaan antar suku. Dengan mengikuti ajakan Muhammad mereka menganggap bahwa mereka mengakui kekuasaan Muhammad. Mereka menganggapbahwa dengan mengikuti ajaran Muhammad maka telah tunduk kepada Nabi Muhammad dan Bani Hasyim

2. Hilangnya Status Sosial
Masyarakat Quraisy saat itu hidup dalam penggolongan-penggolongan status sosial atau kasta. Ada kaum majikan dan ada kaum budak. Budak yang dimiliki seseorang adalah golongan yang berkasta rendah. Mereka bisa diperjual belikan dan hak-haknya sebagai manusia tidak dihargai sama sekali.
Para pembesar Quraisy pada umumnya memiliki status sosial tinggi. Mereka keberatan jika status sosial mereka disamakan dengan yang lain. Sementara Islam mengajarkan kepada manusia untuk saling menghargai satu sama lain sebab derajat manusia adalah sama, yang membedakannya di sisi Allah hanyalah tingkat ketaqwaannya saja. Oleh karena itu kaum kafir Quraisy menentang ajaran Islam.

3. Hilangnya perdagangan patung
Orang kafir quraisy adalah masyarakat penyembah berhala. Membuat berhala merupakan mata pencaharian masyarakat ketika itu. Mereka membuat berhala Latta, Uzza, Manat dan Hubbal kemudian dijual kepada orang-orang yang mengunjungi kakbah yang nantinya dijadikan sesembahan.
Sementara itu Islam mengajarkan bahwa manusia hanya menyembah Allah semata dan tidak boleh menyembah selain Allah. Jika mereka mengikutiajaran Islam maka mereka khawatir kalau mata pencahariannya sebagai pembuat patung tersebut akan hilang.

Friday, August 24, 2018

Kondisi Politik Masyarakat Arab sebelum Islam

Pada masyarakat arab pra Islam dapat dibagi berdasarkan territorial kepada dua bagian yaitu:

  1. Penduduk kota (al-hadharah) yang tinggal di kota perniagaan jazirah Arabia, seperti Mekkah, Madinah. Kota Mekkah merupakan kota penghubung perniagaan Utara dan selatan, para pedagang dengan khalifah-khalifah yang berani membeli barang dagangan dari India dan Cina di Yaman dan menjualnya ke Syiria di Utara.
  2. Penduduk pedalaman yang mengembara dari satu tempat ke tempat lain. Cara mereka hidup adalah nomaden, berpindah dari suatu daerah ke daerah lain, mereka tidak mempunyai perkampungan yang tetap dan mata pencaharian yang tepat bagi mereka adalah memelihara ternak, domba dan unta.

Sebelum kelahiran Islam, ada tiga kekuatan politik besar yang mempengaruhii politik Arab; yaitu kekaisaran Nasrani Byzantin, kekaisaran Persia yang memeluk agama Zoroaster, serta Dinasti Himyar yang berkuasa di Arab bagian selatan.

Kekaisaran Bizantium dan Kekaisaran Romawi Timur dengan ibu kota Konstantinopel merupakan bekas Imperium Romawi dari masa klasik. Pada permulaan abad ke-7, wilayah imperium ini telah meliputi Asia kecil, Siria, Mesir dan sebagian daeah Itali serta sejumlah kecil wilayah di pesisir Afrika Utara juga berada di bawah kekuasaannya.

Sedangkan kekaisaran Persia berada di bawah kekuasaan dinasti Sasanid (sasaniyah). Ibu kota persia adalah al-Madana’in, terletak sekitar dua puluh mil di sebalah tenggara kota Baghdad yang sekarang. Wilayah kekuasaannya terbentang dari Irak dan Mesopotamia hingga pedalaman timur Iran dewasa ini serta Afganistan.

Kondisi politik Jazirah arab terpengaruhi oleh dua hal, yaitu pertama, interaksi dunia Arab dengan kekaisaran Byzantin dan Persia. Kedua, persaingan antara yahudi, agama Nasrani dan Zoroaster.
Bangsa Arab terdiri beberapa suku. Mereka memiliki rasa cinta berlebihan terhadap sukunya. Tidak jarang, Peperangan terjadi antar suku. Seperti perang Fujjar, perang saudara yang terkenal karena terjadi beberapa kali. Pertama perang antara suku Kinanah dan Hawazan, kemudian Quraisy dan Hawazan serta Kinanah dan Hawazan lagi. Peperangan Fujjar terjadi 15 tahun sebelum Rasul diutus.
Selain itu, di Jazirah Arab terdapat Beberapa kerajaan yang pernah ada, antara lain:
1. Kerajaan Kindah (480-529 M)
Dia adalah satu-satunya kerajaan yang berdiri di tengah-tengah Jazirah Arab di antara hukum yang diatur berdasarkan kabilah. Namun, kerajaan ini berumur sangat pendek. Raja pertama kerajaan ini bernama Hajar Akil al-Mirar. Dia tunduk di bawah kerajaan Himyar di Yaman. Cucunya yang bernama Harits bin ‘Amr berhasil meluaskan pengaruhnya ke Hirah. Namun, kerajaan mereka hancur dan kembalilah kerajaannya pada kehidupan kabilah. Penyair yang bernama Imruul Qais salah seorang pengarang syair-syair masa jahiliah menisbat-kan dirinya pada raja-raja Kindah. Dia telah berusaha untuk membangun kembali kerajaan leluhurnya, namun gagal.

2. Kerajaan Ma’in dan Kerajaan Qatban (1200SM-700SM)
Kedua kerajaan ini hidup di satu zaman. Keduanya adalah kerajaan paling awal di Yaman. Namun, sejarah tentang kedua kerajaan itu sangatlah sedikit.

3. Kerajaan Saba’ (955 SM-115 M)
Kerajaan Saba’ ini berdiri setelah runtuhnya kerajaan Ma’in dan Qatban. Kerajaan Saba’ juga meliputi Hadharmaut. Ibukotanya adalah Ma’rab. Kerajaan ini menjadi terkenal disebabkan dua hal.

Pertama, adanya Ratu Bilqis. Kisah tentang ratu ini dengan Nabi Sulaiman disebutkan dalam surah an-Naml.

Kedua, Bendungan Ma’rab yang besar. Bendungan ini menjadikan Yaman menjadi sebuah negeri yang makmur dan sejahtera. Namun, kemudian bendungan ini hancur. Maka, terjadilah sebuah bencana air bah yang dahsyat. Akhirnya, penduduk setempat banyak yang pindah ke wilayah utara. Peristiwa ini sekaligus menjadi tanda kehancuran Saba’ dan berdirinya kerajaan Himyar.
Allah berfirman,
لَقَدْ كَانَ لِسَبَإٍ فِي مَسْكَنِهِمْ ءَايَةٌ جَنَّتَانِ عَن يَمِينٍ وَشِمَالٍ كُلُوا مِن رِّزْقِ رَبِّكُمْ وَاشْكُرُوا لَهُ بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَرَبٌّ غَفُورٌ {15} فَأَعْرَضُوا فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ سَيْلَ الْعَرِمِ وَبَدَّلْنَاهُمْ بِجَنَّتَيْهِمْ جَنَّتَيْنِ ذَوَاتَيْ أُكُلٍ خَمْطٍ وَأَثْلٍ وَشَىْءٍ مِّن سِدْرٍ قَلِيلٍ {16}
Artinya : 15. Sesungguhnya bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka Yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan): "Makanlah olehmu dari rezki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan yang Maha Pengampun". 16. tetapi mereka berpaling, Maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besardan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit dari pohon Sidr (Saba’: 15-16)

4. Kerajaan Himyar
Kerajaan ini berdiri setelah runtuhnya kerajaan Saba’ dan menjadikan Zhafar sebagai ibukotanya. Raja-rajanya menggelari dirinya dengan Tababi’ah. Saba’ dan Himyar meninggalkan peninggalan-peninggalan yang menunjukkan keagungan kemajuan yang dicapai dua kerajaan ini.
Kerajaan ini kemudian semakin mundur di akhir-akhir pemerntahannya. Sehingga, Yaman diduduki oleh orang-orang Romawi dan disusul kemudian oleh Persia.

5. Pendudukan Romawi di Yaman
Dzunuwas raja Himyar yang memeluk agama Yahudi memberi pilihan kepada orang-orang Masehi Najran antara memeluk agama Yahudi atau mereka harus mati. Temyata mereka lebih baik memiliki mati daripada dipaksa harus memeluk agama Yahudi. Maka, dia segera menggali parit dan mereka dibakar di dalam parit itu.
قُتِلَ أَصْحَابُ اْلأُخْدُودِ {4} النَّارِ ذَاتِ الْوَقُودِ {5} إِذْ هُمْ عَلَيْهَا قُعُودُُ{6}
 “Binasalah orang-orang yang membuat parit, yang berapi (dinyalakan dengan) kayu bakar, ketika mereka duduk di sekitarnya.”(al-Buruuj : 4-6)
Sebagian mereka melarikan diri dan meminta bantuan kepada penguasa Habasyah yang menganut agama Kristen (an-Najasyi) yang kemudian meminta bantuan pada kaisar Romawi-pelindung agama Kristen. Kaisar kemudian mengirimkan kapal perang dan senjata. Maka, Najasyi mampu menaklukkan kota Yaman berkat komandannya yang ber-nama Arbath.
Pada saat itu salah seorang pembantu dekatnya yang bernama Abrahah melakukan pemberontakan dan akhirnya membunuhnya. Maka, jadilah Abrahah penguasa di Yaman. Peristiwa ini terjadi pada saat hidupnya Abdul Mutthalib bin Hasyim, kakek Rasulullah.

6.  Pendudukan Orang-Orang Persia atas Yaman
Salah seorang anak raja Himyar yang bernama Saif bin Dzi Yazan melarikan diri ke Persia. Dia meminta bantuan kepada orang-orang Persia untuk mcngeluarkan orang-orang Habasyah dari negerinya. Maka, mereka pun bergerak dan mampu mengalahkan orang-orang Romawi.
Kisra Persia memerintahkan agar mengangkat Saif sebagai raja untuk seluruh Yaman. Setelah Saif terbunuh, Kisra mengirim Wahruz menjadi penguasa di Yaman dan tunduk di bawah pemerintahan Persia. Setelah Wahruz meninggal dia digantikan oleh anak-anak dan cucu-cucunya.
Tatkala Rasulullah diangkat sebagai Rasul, penguasa Yaman asal Persia saat itu adalah Badzan-salah seorang keturunan Wahruz. Rasulullah mengajak Badzan untuk memeluk Islam, la menyambut ajakan itu dan masuk agama Islam.

7.  Kerajaan Hirah,
sejarah keamiran Hirah ini mulai sejak abad 111 M. dan terus berdiri sampai lahirnya Islam. Kerajaan ini telah berjasa juga terhadap kebudayaan Arab, karena warga negaranya, banyak mengadakan perjalanan-perjalanan diseluruh jazirah Arab terutama untuk berniaga, dalam pada itu mereka juga menyiarkan kepandaian menulis dan membaca. Karena itu mereka dapat dianggap sebagai pennyiar ilmu pengetahuan di jazirah Arab.

8. Kerajaan Ghassan,
nama Ghassan itu berasal dari mata air di Syam yang disebut " Ghassan". Kaum Ghassan memerintah dibagian selatan dari negeri Syam dan dibagian utara dari jazirah Arab. Mereka telah mempunyai kebuayaan yang tinggi, dan menganut agama Masehi yang diterimanya dari bangsa Romawi dan merekalah yang memasukkan agama Masehi itu ke jazirah Arab.

9. Hijaz,
Hijaz berbeda dengan negeri-negeri arab yang lain. Negeri Hijaz belum pernah dijajah, diduduki dan dipengaruhi negara-negara asing. Hal itu dikarenakan letak geografis dan negeri miskin, sehingga tidak menarik negara-negara lain untuk menjajahnya.
Kota terpenting di daerah ini adalah Mekkah, tempat ka'bah berada. Pada awalnya, Mekkah dan Ka'bah dikuasai oleh Nabi Ismail, kemudian putra sulungnya Nabit, dan dilanjutkan oleh penguasa-penguasan kabilah Jurhum. Kemudian suku Jurhum diganti oleh suku Khuza'ah, yang datang dari Yaman setelah runtuhnya bendungan Ma'rib, dan berkusa di Mekkah selama 300 th.
Dalam abad V M, Suku Quraisy merebut kekuasaan Mekkah dan Ka'bah dari Khuza'ah. Mekkah mengalami kemajuan dibawah kekuasaan Suku Quraisy. Untuk mengurus Mekkah dan mengamankan para penziarah yang datang ke kota Makkah,  suku Quraisy mendirikan semacam pemerintahan.  Selain itu, suku Quraisy mangatur urusan  yang berkenaan dengan ka'abah. Ada sepuluh (10) jabatan tinggi yang dibagikan kepada kabilah dari suku Quraisy yaitu :
a. Hijabah (penjara kunci ka’bah)
b. Siqayah (penjara air mata Zam zam)
c. Diyat (Kekuasaan hakim sipil dan criminal)
d. Sifarah (kuasa usaha Negara atau duta)
e. Liwa (jabatan ketentaraan)
f. Rifadah (pengurus pajak bagi fakir miskin)
g. Nadwah (jabatan ketua dewan)
h. Khaimman (pengurus balai musyawarah)
i. Khazinah (jabatan administrasi keuangan)
j. Azlim (penjaga panah peramal) untuk mengetahui pendapat para dewa-dewa.

Thursday, August 23, 2018

Kondisi Ekonomi Masyarakat Mekkah Sebelum Islam

Bangsa arab memiliki mata pencaharian bidang perdagangan, pertanian, dan peternakan. Peternakan menjadi sumber kehidupan bagi Arab badui. Mereka berpindah-pindah menggiring ternaknya ke daerah  yang sedang musim hujan atau ke pandang rumput. Mereka mengkosumsi daging dan susu dari ternaknya. Serta membuat pakaian dan kemanya dari bulu domba. Jika telah terpenuhi kebutuhannya, mereka menjualnya kepada orang lain. Orang kaya dikalangan mereka terlihat dari banyaknya hewan yang dimiliki.

Selain Arab Badui, sebagian masyarakat perkotaan yang menjadikan peternakan sebagai sumber penghidupan. Ada yang menjadi pengembala ternak milik sendiri, ada juga yang mengembala ternak orang lain. Seperti Nabi Muhammad saw, ketika tinggal di suku Bani Sa’ad, beliau seorang pengembala kambing. Begitu juga Umar bin Khaththab, Ibnu Mas’ud dan lain.

Adapun Masyarakat perkotaan yang tinggal di daerah subur, seperti Yaman, Thaif, Madinah, Najd, Khaibar atau yang lainnya, mereka menggantungkan sumber kehidupan pada pertanian. Selain pertanian,  mayoritas mereka memilih perniagaan sebagai mata pencaharian. Khusunya, penduduk Mekah, mereka memiliki pusat perniagaan istimewa. Penduduk Mekah memiliki kedudukan tersendiri dalam pandangan orang-orang Arab, yaitu mereka penduduk negeri Haram (Mekah). Orang-orang Arab lain tidak akan mengganggu mereka, juga tidak akan mengganggu perniagaan mereka. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menganugrahkan hal itu kepada mereka. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

Artinya : 67. dan Apakah mereka tidak memperhatikan, bahwa Sesungguhnya Kami telah menjadikan (negeri mereka) tanah suci yang aman, sedang manusia sekitarnya rampok-merampok. Maka mengapa (sesudah nyata kebenaran) mereka masih percaya kepada yang bathil dan ingkar kepada nikmat Allah?

Suku Quraisy merupakan pendudukan Mekkah yang memegang peranan dalam perniagaan di Jazirah Arab. Mereka mendapat pengalaman perniagaan dari orang-orang Yaman yang pindah ke Mekah. Orang-orang Yaman terkenal keahlianya di bidang perniagaan. Selain itu,   kota Makkah memiliki Ka’bah sebagai tempat orang-orang di jazirah Arab melaksanakan haji. Mereka datang untuk melaksanakan haji setiap tahun.

Kebiasaan Orang-orang Quraisy mengadakan perjalanan perdagangannya ke daerah-daerah lain. Allah saw.  mengabadikan perjalanan dagang mereka sebagai perjalanan dagang yang sangat terkenal, yaitu perjalanan musim dingin menuju Yaman, dan sebaliknya perjalanan dagang musim panas ke Syam. Allah berfirman:

لإِيلاَفِ قُرَيْشٍ {1} إِيلاَفِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَآءِ وَالصَّيْفِ {2} فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَذَا الْبَيْتِ {3} 
الَّذِي أَطْعَمَهُم مِّن جُوعٍ وَءَامَنَهُم مِّنْ خَوْفٍ {4}
Artinya 1. karena kebiasaan orang-orang Quraisy, 2. (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas, 3. Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka'bah). 4. yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan. (QS. Quraisy: 1-4)

Orang-orang Arab memiliki pusat-pusat perdagangan yang terkenal seperti Ukazh, Mijannah, dan Zul Majaz. Fungsi pusat perdagangan bukan hanya sebagai tempat transaksi perdagangan, tetapi juga menjadi pusat pertemuan para sastrawan, penyair, dan orator. Mereka saling menguji kemampuan. Hal ini mengambarkan bahwa konsep pasar tidak sekedar sebagai pusat perdagangan, tetapi juga menjadi pusat peradaban, kekayaan bahasa dan transaksi-transaksi global. Dan Bahasa Arab orang-orang Quraisy pada saat itu  menjadi bahasa yang paling mudah diucapkan, paling enak didengar serta paling kaya perbendaharaan kata dan maknanya.

Pada Transaksi ekonomi, transaksi riba sudah merata di jazirah Arab. Termasuk Mekkah sebagai pusat sudah terpengaruhi sistem  riba. Hal ini bisa terjadi karena mempelajari dari sistem perdagangan yang dilakukan oleh bangsa lain.

Adapun Transportasi yang mereka andalkan pada saat itu ialah onta, yang dianggap seabgai perahu padang pasir. Onta merupakan kendaraan yang menakjubkan. Onta memiliki kekuatan yang tangguh, mampu menahan haus dan mampu menempuh perjalanan yang sangat jauh. Onta-onta ini pergi membawa barang dagangan dari negeri lainnya, dan kemudian kembali membawa produk negeri tempat berniaga.

Wednesday, August 22, 2018

Langkah-langkah Dakwah Nabi Muhammad saw. di Madinah

Nabi Muhammad SAW tiba di kota Madinah tahun 622 M. Kehadiran nabi Muhammad dan Umat Islam di kota Madinah menandai zaman baru bagi perjalanan dakwah Islam. Umat Islam di kota Madinah tidak lagi banyak mendapat gangguan dari masyarakat kafir Quraisy, karena mereka mendapat perlindungan dari penduduk Madinah yang muslim.

Dengan diterimanya Nabi Muhammad dan umat Islam oleh masyarakat Madinah, maka Nabi saw memberikan gelar kepada umat Islam Madinah dengan sebutan Kaum Anshar, yaitu kelompok masyarakat yang menjadi penolong, sementara umat Islam yang datang dari Makkah diberi nama Kaum Muhajirin.

Hijrah Nabi Muhammad saw merupakan cara membangun masyarakat baru sesuai ajaran Islam. selain perintah dari Allah SWT, hijrah nabi saw ke Madinah karena masyarakat Madinah (Yasrib), kabilah Aus dan Khajraj mengharapkan kedatangannya sesuai baiat mereka di Aqabah I dan Aqabah II.

Setelah datang ke Madinah, Nabi Muhammad menentukan prioritas utama dalam rangka membangun masyarakat baru. Adapun prioritasnya adalah:

1. Membangun masjid
Prorita pertama yang dilakukan Nabi Muhammad setibanya di Madinah adalah membangun Masjid. Masjid dibangun di atas tanah milik kedua anak yatim, yaitu Sahl dan Suhail. Tanah tersebut dibeli oleh Nabi untuk pembangunan masjid dan untuk tempat tinggal.

Masjid memiliki multifungsi antara sebagai tempat melaksanakan ibadah shalat. Setiap muslm semestinya selalu terikat dengan masjid. Keberadaan masjid  diharapkan keimanan dan ketaqwaan setiap muslim akan senantiasa terjaga dan terpelihara. Selain itu fungsi masjid sebagai pusat kegiatan pendidikan dan pengajaran keagamaan, tempat pengadilan berbagai perkara yang muncul di masyarakat, musyawarah dan lain sebagainya.

Lebih dari itu, Bangunan masjid bukan saja sebagai tonggak berdirinya masyarakat Islam, tetapi juga awal pembangunan kota.

2.  mempersaudarakan kaum muslimin
langkah konkrit yang dilakukan Nabi Muhammad saw adalah mempersaudarakan kaum muslimin yang berasal dari Mekah (kaum muhajirin) dengan kaum muslimin Madinah (kaum Anshar). Dengan persaudaran tersebut, Nabi SAW telah menciptakan suatu persaudaraan baru yaitu persaudaraan berdasarkan iman atau agama yang menggantikan persaudaraan yang berdasarkan darah. Nabi Muhammad mengajak kaum muslimin supaya masing-masing bersaudara atas dasar iman yang merupakan hal yang asasi untuk membentuk umat yang kuat. Dengan persaudaraan tersebut, umat akan bersatu dan tidak akan mudah tercerai-berai. Dan jika umat ini bersatu, niscaya umat ini akan menjadi lebih kuat.

3. Perjanjian dengan masyarakat Yahudi Madinah
Langkah selanjutnya yang dilakukan Nabi Muhammad adalah bermusyawarah dengan para sahabat baik muhajirin maupun anshar. Musyawarah itu untuk merumuskan pokok-pokok pemikiran yang akan dijadikan undang-undang. Rancangan ini memuat aturan yang berkenaan dengan orang-orang Muhajirin, Anshar dan masyarakat Yahudi yang bersedia hidup berdampingan secara damai dengan umat Islam. Undang-undang tersebut dikenal dengan Piagam Madinah ( Mitsaq Al-Madinah).

Piagam tersebut merupakan sebuah bukti bagaimana Islam mengayomi semua umat manusia, termasuk non muslim, karena Islam memang rahmatan lil ‘alamin. Dan piagam tersebut membuat posisi Nabi saw semakin tinggi dan dihormati disemua lapisan masyarakat. Jika ada  persoalan yang tidak dapat diselesaikan lewat musyawarah, maka diserahkan kepada keadilan dan kebijaksanaan Nabi. Kondisi tersebut menunjukan beliau menjadi pemimpin tertinggi di Madinah dan berhak membuat peraturan, baik untuk kepentingan sosial maupun kepentingan Negara.

Beberapa suku dari Kaum Yahudi menerima dengan baik piagam tersebut, tetapi ada beberapa yang lainnya menolak. Di antara suku Yahudi yang menolak adalah berasal dari Bani Nazhir, Quraizah, dan Qainuqa, bahkan ketiga suku ini bersekutu dengan kaum kafir Quraisy Mekkah untuk mengahncurkan kekuasaan nabi Muhammad SAW di Madinah. Pada akhirnya, persekutuan mereka dengan Kafir Quraisy menyebabkan mereka terusir dari kota Madinah. Sehingga tidak ada lagi masyarakat Yahudi tinggal di Madinah.

Tuesday, August 21, 2018

Kondisi Sosial Masyarakat Mekkah Sebelum Islam

Bangsa arab memiliki karakter positif seperti pemberani, ketahanan fisik, kekuatan daya ingat, hormat akan harga diri dan martabat, penganut kebebasan, loyal terhadap pimpinan. Pola hidup sederhana, ramah, ahli syair dan sebagainya. Tapi karakter baik mereka terkikis oleh kejahiliyahan mereka.

Mereka melakukan kebiasaan-kebiasaan buruk seperti minum khamr (arak) sampai mabuk, berzina, berjudi, merampok dan sebagainya. Mereka menempatkan perempuan pada kedudukan yang sangat rendah. perempuan dipandang ibarat binatang piaraan dan tidak memiliki kehormatan dan kekuatan untuk membela diri. Laki-laki memiliki kebebasan untuk menikah dan menceraikan semaunya.

Tradisi yang terburuk di masyarakat Arab adalah mengubur anak-anak perempuan mereka hidup-hidup. Mereka merasa terhina dan malu memiliki anak perempuan dan marah bila istrinya melahirkan anak perempuan. Mereka menyakini bahwa anak perempuan akan membawa kemiskinan dan kesengsaraan.

Selain itu, sistem perbudakan berlaku di masyarakat Arab. Para majikan memiliki kebebasan mempelakukan budanyaknya. Mereka punya kebebasan menyiksa budaknya, bahkan memperlakukan budaknya seperti binatang dan barang dagang yang bisa dijual atau dibunuh. Posisi budak tidak memiliki kebebasan hidup yang layak dan manusiawi.

Sunday, August 19, 2018

Kondisi Kepercayaan Masyarakat Mekkah Sebelum Islam

Pada awalnya, Masyarakat Mekkah adalah penganut agama Tauhid yang dibawa oleh nabi Ibrahim as. Kemudian dilanjutkan oleh putranya nabi Ismail. Perjalanan hidup nabi Ibrahim, Istrinya Siti Hajar, dan Putranya Nabi Ismail melahirkan beberapa syariat Islam dan kebudayaan yang sampai sekarang terpelihara. Seperti ka’bah, maqam Ibrahim, dan peristiwa qurban. Bahkan Proses perjalanan kehidupan keluarga ini ditiru dan disimulasikan oleh umat Islam dalam bentuk manasik haji. Manasik haji merupakan rangkai dari usaha ketiga makhluk Allah dalam mendekatkan diri kepada tuhannya yang Maha Esa.

Ketika terputus kerosulan setalah Nabi Ismail as, masyarakat Mekkah mulai pindah menyembah selain Allah. Proses perpindahan kepercayaan itu berawal dari Amr bin Lubai seorang pembesar suku Khuza’ah, pergi ke Syam (syiria). Dia melihat penduduk kota Syam melakukan ibadah dengan menyembah berhala. Dia tertarik untuk mempelajari mempraktekannya di Mekkah. Dia membawa berhala yang dinamai Hubal dan diletakkan di Ka’bah. Berhala Hubal menjadi pimpinan berhala yang lain seperti latta, uzza dan Manat.

Dia mengajarkan kepada masyarakat Mekkah cara menyembah berhalah. Sehingga masyarakat menyakini bahwa berhala adalah perantara untuk mendekatkan diri kepada tuhannya. Sejak itulah mereka mulai membuat berhala-berhala sehinga mencapai 360 berhala mengelilingi ka’bah. Dan mulailah kepercayaan baru masuk ke masyarakat Mekkah dan kota mekkah menjadi pusat penyembahan berhala.

Ketika melaksanakan haji, Bangsa Arab melihat berhala-berhala di sekitar Ka’bah.  Mereka bertanya alasan menyembah berhala. Para Pembesar menjawab bahwa berhala-berhala tersebut merupakan perantara untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Setelah itu, mereka kembali ke daerahnya dan meniru cara ibadah masyarakat Mekkah. Mulailah kepercayaan baru menyebar di seluruh Jazirah Arab.

Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dari sanad Ibnu Abbas, dikatakan “Patung-patung yang ada pada zaman Nabi Nuh AS merupakan patung-patung yang disembah pula dikalangan bangsa Arab setelah itu. Adapun Wudd adalah berhala yang disembah oleh suku Kaib di Daumatul Jandal. Suwa adalah sesembahan Hudzail. Yaghuts sesembahan suku Murad, kemudian berpindah ke Bani Ghatifdi di lereng bukit yang terletak di kota Saba.”

Adapun Ya’uq adalah sesembahan Suku Hamdan, Nasr sesembahan suku Himyar dan keluarga Dzi Kila’. Padahal nama-nama itu adalah nama orang-orang sholeh di zaman Nabi Nuh AS. Setelah mereka wafat, syetan membisikkan kaum yang sholeh supaya di buat patung-patung mereka di tempat-tempat pertemuan dan menamainya sesuai dengan nama-nama mereka. Patung-patung itu tidak di sembah sebelum orang-orang sholeh itu mati dan ilmunya telah hilang dari kalangan mereka. Dari situlah, dimulai penyembahan terhadap berhala-berhala itu.

Masa itu dikatakan masa jahiliyyah, bukan berarti mereka bodoh dari keilmuannya namun mereka bodoh dari keimanan kepada Allah seperti yang diajarkan oleh Nabi Ibrahim as. Adapun faktor penyebab penyimpangan dari ajaran Nabi Ibrahim ialah:

  1. Adanya kebutuhan terhadap Tuhan yang selalu bersama mereka terutama saat mereka membutuhkan.
  2. Kecenderungan yang kuat mengagungkan leluhur yang telah berjasa terutama kepala kabilah nenek moyang mereka.
  3. Rasa takut yang kuat menghadapi kekuatan alam yang menimbulkan bencana mendorrong mereka mencari kekuatan lain di luar Tuhan. 

Disamping kepercayaan terhadap penyembahan berhala, ada kepercayaan lain yang berkembang di Mekkah, yaitu:

a. Menyembah Malaikat
Sebagian masyarakat arab menyembah dan menuhankan malaikat. Bahkan sebagian beranggapan malaikat adalah putri Tuhan.

b. Menyembah Jin, Ruh, atau hantu
Sebagian masyarakat Arab menyembah jin, hantu, dan ruh leluhur mereka. Mereka mengadakan sesajian berupa kurban binatanag sebagai bahan sajian agar mereka terhindar dari bahaya dan bencana.

Ketika mendekati kedatangan Islam, beberapa orang berusaha melepaskan diri dari penyembahan terhadap berhala dan menyebarkan ajaran tauhid yang dibawa nabi Ibrahim as. Diantara mereka adalah Waraqah bin Naufa, Umayah bin Shalt, Qus saidah, Usman bin Khuwairis, Abdullah bin Jahsyi, dan  Zainal bin Umar. Mereka adalah kelompok yang menentang tradisi menyembah berhala. Namun Mereka meninggal sebelum datangnya Islam.

Saturday, August 18, 2018

Materi SKI MTs Kelas IX Semester II

BAB VIII BUDAYA LOKAL NUSANTARA
BAB IX TRADISI ISLAM JAWA
BAB X TRADISI ISLAM SUNDA
BAB XI TRADISI ISLAM MELAYU
BAB XII TRADISI ISLAM BUGIS
BAB XIII TRADISI ISLAM MINANG
BAB XIV TRADISI ISLAM MADURA

Friday, August 17, 2018

Penyebab Mudah berkembangnya Islam di Nusantara

Datangnya Islam ke Indonesia dilakukan secara damai, dapat dilihat melalui jalur perdagangan, dakwah, perkawinan, ajaran tasawuf dan tarekat, serta jalur kesenian dan pendidikan, yang semuanya mendukung proses cepatnya Islam masuk dan berkembang di Indonesia. Secara umum Islam masuk ke Indonesia dengan cara-cara sebagai berikut :

1. Perdagangan

Masuknya Islam ke Indonesia melalui perdagangan terjadi pada tahap awal, yaitu sejalan dengan ramainya lalu lintas perdagangan laut pada awal abad ke 7 M - 16 M. Pada masa itu, pedagang muslim yang berdagang ke Indonesia  semakin banyak sehingga membentuk pemukiman yang disebut Pekojan. Dari tempat inilah mereka berinteraksi dan berasimilasi dengan masyarakat asli seraya menyebarkan agama Islam.

2. Sosial (perkawinan)

Para pedagang Islam yang datang ke Indonesia banyak yang menikah dengan wanita pribumi. Sebelum perkawinan berlangsung, para wanita pribumi yang beragama Islam di minta mengucapkan kalimah syahadat sebagai tanda menerima Islam sebagai agamanya. Dengan proses inilah kelompok mereka makin besar dan menjadikan berkembang dari komunitas kecil menjadi kerajaan-kerajaan Islam.

3. Pendidikan dan Pengajaran

Penyebaran Islam melalui pendidikan dan pengajaran dilakukan melalui pesantren-pesantren, terutama oleh para kyai. Beberapa pesantren terkenal diantaranya adalah :
1. Pesantren Ampel Denta milik Sunan Ampel
2. Pesantren Sunan Giri yang kebanyakan muridnya berasal dari Maluku.
Disamping mengajar di pesantren-pesantren, para kyai juga menjadi penasehat raja atau bangsawan.

4. Tasawuf
Penyebaran Islam di Nusantara yang tidak kalah pentingnya adalah melalui tasawuf. Tasawuf adalah ajaran atau cara untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan memudahkan dalam mengerti dan menerima ajaran Islam. Ajaran tasawuf ini banyak didapati dalam cerita-cerita babad dan hikayat masyarakat setempat. Diantara tokoh penyebar tasawuf yang terkenal adalah :
1. Hamzah Fansyuri
2. Syamsudin
3. Syekh Abdul Shamad
4. Nuruddin Ar Raniri

5. Kesenian
        Penyebaran agama Islam di Indonesia terlihat pula dalam kesenian Islam, misalnya peninggalan seni :
1. bangunan
2. pahat
3. musik
4. sastra
        Hasil seni tersebut dapat dilihat pada bangunan masjid-masjid kuno di Demak, Cirebon, Banten dan Aceh.

Setelah kamu membaca artikel di atas, maka silah ajukan pertanyaan dan tanggapan di dalam komentar di bawah ini dengan format (Pertanyaan). (Nama lengkap dan Kelas).
Contoh ;
Apa yang dimaksud dengan tasawuf ? (Muhammad Superman, Kelas IX-4 MTs NII)

Materi SKI MTs Kelas IX Semester I

BAB 1 INDAHNYA ISLAM NUSANTARA
            A. Sejarah Masuknya Islam Nusantara
            B. Bukti Adanya Islam Nusantara
            C. Penyebab Mudah berkembangnya Islam Nusantara
            D. Alur Perjalanan para pedagang Arab di Indonesia


Rangkuman

BAB 2 SEMANGATNYA PARA TOKOH KERAJAAN ISLAM NUSANTARA
            A. KERAJAAN ISLAM DI JAWA
            B. KERAJAAN ISLAM DI SUMATERA
            C. KERAJAAN ISLAM DI SULAWESI
            D. KERAJAAN ISLAM DI MALUKU
            
Rangkuman

BAB 3 TULUSNYA PARA PENYEBAR ISLAM NUSANTARA
             A. Walisongo
             B. Abdurrauf Singkel
             C. Muhammad Arsyad Al Banjari
             D. KH. Ahmad Dahlan
             E. KH. Hasyim Asyári


Rangkuman

Kata kunci yang sering dicari :
buku ski kelas 9 kurikulum 2013 pdf, materi ski kelas 8, soal ski kelas 9 semester 2 dan kunci jawaban, buku ski kelas 9 ktsp, materi ski kelas 8 pdf

Thursday, August 16, 2018

Materi SKI MTs Kelas VIII Semester II

BAB 4 JEJAK PERADABAN  DINASTI AYYUBIYAH
            A. Proses Berdirinya Dinasti Ayyubiah
            B. Para Penguasa Dinasti Ayyubiah
            C. Penguasa Ayyubiah terkenal, Salahuddin Al-Ayyubi
            D. Keteladanan Salahuddin Al-Ayyubi

Rangkuman

BAB 5 KEGEMILANGAN  PERADABAN DINASTI AYYUBIYAH
            A. Kemajuan Pendidikan dan Kebudayaan Masa Ayyubiah
            B. Sejarah dan perkembangan Al-Azhar
            C. Al-Azhar Masa Dinasti Ayyubiah
            D. Ilmuwan Muslim Masa Ayyubiah

Rangkuman

ABU JA''FAR AL-MANSUR (754-775M)

a. Biografi Singkat Al-Mansur

Abu Jafar Abdullah bin Muhammad Al-Mansur adalah Khalifah kedua Bani Abbasiyah, putera Muhammad bin Ali bin Abdullah ibn Abbas bin Abdul Muthalib, dilahirkan di Hamimah pada tahun 101 H. Ibunya bernama Salamah al-Barbariyah, adalah wanita dari suku Barbar. Al-Mansur adalah saudara Ibrahim Al-Imam dan Abul Abbas As-Saffah. Al-Mansur memiliki kepribadian kuat, tegas, berani, cerdas, dan otak cemerlang.

Ia dinobatkan sebagai putera mahkota oleh kakaknya, Abul Abbas As-Saffah.  Selanjutnya, ketika As-Saffah meninggal, Al-Mansur dilantik menjadi khalifah, saat itu usianya 36 tahun.

Al-Mansur seorang khalifah yang tegas, bijaksana, alim, berpikiran  maju, baik budi, dan pemberani. Ia tampil  dengan gagah berani dan cerdik menyelesaikan berbagai persoalan yang tengah  melanda pemerintahan Dinasti Abbasiyah.  Al-Mansur juga sangat mencintai ilmu pengetahuan. Kecintaannya terhadap ilmu pengetahuan menjadi pilar bagi pengembangan peradaban Islam di masanya.

Setelah menjalankan pemerintahan  selama 22 tahun lebih,  pada tanggal 7 Zulhijjah tahun 158 H/775 M, al-Mansur wafat dalam perjalanan ke Makkah untuk menunaikan ibadah Haji, di suatu tempat bernama “Bikru Maunah” dalam usia 57 tahun. Jenazahnya dimakamkan di Makkah.

b. Kebijakan Khalifah Al-Mansur dalam Pemerintahan

Setelah dilantik menjadi khalifah  pada 136 H/754 M,  Al-Manshur membenahi administrasi pemerintahan dan kebijakan politik. Dia menjadikan Wazir sebagai koordinator departemen. Wazir pertama yang diangkat adalah Khalid bin Barmak, berasal dari Balk, Persia. Al-Mansur juga membentuk lembaga protokoler  negara, sekretaris negara, dan kepolisian negara disamping membenahi angkatan bersenjata. Dia menunjuk Muhammad ibn Abd Al-Rahman sebagai hakim pada lembaga kehakiman negara. Jawatan pos yang sudah ada sejak masa dinasti Bani Umayyah ditingkatkan peranannya untuk menghimpun seluruh informasi dari daerah-daerah, sehingga administrasi kenegaraan berjalan dengan lancar sekaligus menjadi pusat informasi khalifah untuk mengontrol para gubernurnya

Untuk memperluas jaringan politik, Al-Mansur menaklukkan kembali daerah-daerah yang melepaskan diri, dan menertibkan keamanan di daerah  perbatasan. Di antara usaha-usaha tersebut adalah merebut benteng-benteng di Asia, kota Malatia, wilayah Cappadocia, dan Cicilia pada tahun 756-758 M. Ke utara bala tentaranya melintasi pegunungan Taurus dan mendekati selat Bosporus.
Selain itu, Al-Mansur membangun hubungan diplomatik dengan wilayah-wilayah di luar jazirah Arabia. Dia membuat perjanjian damai  dengan kaisar Constantine V dan mengadakan genjatan senjata antara tahun 758-765 M. Khalifah Al-Manshur juga mengadakan penyebaran dakwah Islam ke Byzantium dan berhasil menjadikan kerajaan  Bizantium membayar upeti tahunan kepada Dinasti Abbasiyah. Juga mengadakan kerjasama dengan Raja Pepin dari Prancis. Saat itu, kekuasaan Bani Umayyah II di Andalusia dipimpin oleh Abdurrahman Ad-Dakhil. Al-Mansur juga berhasil  menaklukan daerah Afrika Utara itu pada tahun 144 H, meski kadang kota Kairawan silih berganti bertukar wali. Kadang di kuasai oleh bangsa Arab, di lain waktu jatuh ke tangan Barbar lagi. Baru pada tahun 155 H barulah kota itu dikuasai penuh oleh Daulat Abbasiyah.

c. Mendirikan Kota Baghdad

Pada masa awal pemerintahan Dinasti Bani Abbasiyah, yakni di masa Abul Abbas As-Saffah, pusat pemerintahan Dinasti bani Abbasiyah di kota Anbar, sebuah kota kuno di Persia sebelah Timur Sungai Eufrat. Istananya diberi nama Hasyimiyah, dinisbahkan kepada sang kakek, Hasyim bin Abdi Manaf.

Pada masa Al-Mansur, pusat pemerintahan dipindahkan lagi ke Kufah, dan  mendirikan  istana baru dengan nama Hasyimiyah II. Selanjutnya, untuk lebih memantapkan dan menjaga stabilitas negara  Al-Mansur mencari daerah  strategis untuk menjadi ibu kota negara. Pilihan jatuh pada daerah yang sekarang dinamakan Baghdad, terletak di tepian sungai Tigris dan Eufrat. Sejak zaman Persia Kuno, kota ini sudah menjadi pusat perdagangan yang dikunjungi para saudagar dari berbagai penjuru dunia, termasuk para pedagang dari Cina dan India. Ada juga cerita rakyat bahwa daerah  ini sebelumnya adalah tempat peristirahatan Kisra Anusyirwan, Raja Persia yang termasyhur. Baghdad berarti “taman keadilan”. Taman itu lenyap bersama hancurnya kerajaan Persia dani namanya  tetap menjadi kenangan rakyat.

Dalam membangun kota ini, khalifah mempekerjakan ahli bangunan yang terdiri dari arsitektur-arsitektur, tukang batu, tukang kayu, ahli lukis, ahli pahat, dan lain-lain yang didatangkan dari Syria, Mosul, Basrah, dan Kufah yang berjumlah sekitar 100.000 orang. Kota ini berbentuk bundar. Di sekelilingnya dibangun dinding tembok yang besar dan tinggi. Di sebelah luar dinding tembok, digali parit besar yang berfungsi sebagai saluran air sekaligus benteng.

Ada empat buah pintu gerbang di seputar kota ini, disediakan untuk setiap orang yang ingin memasuki kota. Keempat pintu gerbang itu adalah Bab al-Kufah, terletak di sebelah Barat Daya, Bab al -Syam, terletak di Barat Laut, Bab al-Bashrah, di Tenggara, dan Bab al-Khurasan, di Timur Laut. Diantara masing-masing pintu gerbang ini, dibangun 28 menara sebagai tempat pengawal negara bertugas mengawasi keadaan di luar. Di atas setiap pintu gerbang dibangun tempat peristirahatan yang dihiasi dengan ukiran-ukiran yang indah dan menyenangkan. Di tengah-tengah kota terletak istana khalifah dengan seni arsitektur Persia. Istana ini dikenal dengan Al-Qashr al -Zahabi, berarti ‘istana emas’. Istana ini dilengkapi dengan bangunan masjid, tempat pengawal istana, polisi, dan tempat tinggal putra-putri dan keluarga khalifah.

Di sekitar istana dibangun pasar tempat perbelanjaan. Jalan raya menghubungkan empat pintu gerbang. Sejak awal berdirinya, kota ini sudah menjadi pusat peradaban dan kebangkitan ilmu pengetahuan dalam Islam. Itulah sebabnya, Philip K. Hitti, seorang peneliti Sejarah Arab, menyebut Baghdad  sebagai kota intelektual. Menurutnya, di antara kota-kota di dunia, Baghdad merupakan  profesor masyarakat Islam. Bahkan dalan cerita 1001 malam, Baghdad  menjadi kota impian.

Al-Mansur memindahkan ibu kota negara ke kota yang baru dibangunnya, yaitu Baghdad, tahun 762 M. Baghdad, selanjutnya bukan hanya menjadi pusat pemerintahan yang strategis, sekaligus juga menjadi pusat kebudayaan dan peradaban.

d. Pengembangan Ilmu Pengetahuan

Al-Mansur menunjukkan minat dan perhatian  yang besar terhadap pengembangan ilmu pengetahuan. Penyalinan literatur Iran dan Irak, Grik serta Siryani dilakukan secara besar-besaran. Dia mendorong usaha-usaha menterjemahkan buku-buku pengetahuan dari kebudayaan asing ke bahasa Arab, agar dikaji orang-orang Islam.

Perguruan tinggi ketabiban di Jundishapur yang dibangun oleh Khosru Anushirwan (351-579 M, Kaisar Persia) dihidupkan kembali dengan tenaga-tenaga pengajar dari tabib-tabib Grik dan Roma yang menjadi tawanan perang.

Al-Mansur juga mendirikan sebuah perguruan tinggi sebagai gudang pengetahuan diberi nama “Baitul Hikmah”. Usahanya itu telah menjadikan kota Baghdad sebagai kiblat ilmu pengetahuan dan peradaban Islam. Ia mengajak banyak ulama dan para ahli dari berbagai daerah untuk datang dan tinggal di Baghdad. Ia merandorong pembukuan ilmu agama, seperti fiqh, tafsir, tauhid, Hadits dan ilmu lain seperti bahasa dan ilmu sastra. Pada masanya lahir juga para pujangga, pengarang dan penterjemah yang hebat, termasuk Ibnu Muqaffak yang menterjemahkan buku Khalilah dan Dimnah dari bahasa Parsi.

Tugas Untuk Siswa ;
Apa yang dapat kamu simpulkan setelah membaca artikel tentang Abu Ja`far Al-Mansur ?

Silahkan jawab melalui komen di bawah secara singkat dan tepat. Sertai Nama dan Kelasmu!
Contoh ;
Al-Mansur menunjukkan minat dan perhatian  yang besar terhadap pengembangan ilmu pengetahuan. (Nama kamu, Kelas)

Wednesday, August 15, 2018

Permulaan Dakwah Nabi Muhammad saw

Nabi Muhammad diangkat sebagai nabi dan Rosul pada tanggal 17 Ramadhan, 13 tahun sebelum hijrah (610 M) ketika Usia beliau genap 40 tahun. Beliau diangkat ketika sedang bertahanus di gua Hira, sebuah di Jabal Nur yang terletak beberapa kilometer sebelah utara kota Mekah. Pengangkatannya ditandai dengan turunnya Malaikat Jibril untuk menyampaikan wahyu yang pertama kali yakni Al-Qur’an Surah Al-‘Alaq, 96: 1-5.

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ {1} خَلَقَ الإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ {2} اقْرَأْ وَرَبُّكَ اْلأَكْرَمُ {3} الَّذِي عَلَّمَ ابِالْقَلَمِ {4} عَلَّمَ اْلإِنسَانَ مَالَمْ يَعْلَمْ {5}

Artinya 1. bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, 2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, 4. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam[1589], 5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

Turunnya ayat Al-Qur’an pertama tersebut, dalam sejarah Islam dinamakan Nuzul Al-Qur’an. Setelah itu, turun wahyu kedua yaitu Surah Al-Mudassir: 1-7.

يَاأَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ {1} قُمْ فَأَنذِرْ {2} وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ {3} وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ {4} وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ {5} وَلاَتَمْنُن تَسْتَكْثِرُ {6} وَلِرَبِّكَ فَاصْبِرْ {7}

Artinya : 1. Hai orang yang berkemul (berselimut), 2. bangunlah, lalu berilah peringatan!, 3. dan Tuhanmu agungkanlah!, 4. dan pakaianmu bersihkanlah, 5. dan perbuatan dosa tinggalkanlah, 6. dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. 7. dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah.

Surah Al Mudatsir berisi perintah Allah SWT agar Nabi Muhammad berdakwah menyiarkan ajaran Islam kepada umat manusia. Mulailah beliau berdakwah secara sembunyi-sembunyi berdasarkan QS. Asy Syuara’ 214:

وَأَنذِرْ عَشِيرَتَكَ اْلأَقْرَبِينَ {214}

Artinya 214. dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat,

Sejak itulah, Mulailah Nabi Muhammad berdakwah kepada keluarga dan sahabat-sahabat terdekatnya. Beliau menjadikan rumah Al Arqam bin Abil Arqam Al Makhzumi sebagai Pusat kegiatan dakwahnya.

Pada periode awal, Kerabat Nabi yang menerima dakwahnya antara lain istrinya, Siti Khadijah, sebagai wanita pertama yang masuk Islam. Lalu sepupunya, Ali bin Abi Thalib, sebagai orang yang pertama masuk Islam dari Anak. Budaknya, Zaid bin Haritsah, sebagai orang pertama masuk Islam dari hamba sahaya. Dan shahabatnya, Abu Bakar Shiddiq, sebagai orang yang pertama masuk Islam dari laki-laki dewasa.

Selain itu, Ada dua paman nabi Muhammad yang menolak dakwah nabi yaitu Abu Thalib dan Abu Lahab. Keduanya  tidak mau melepaskan agama nenek moyangnya sampai meninggal dunia. Tapi keduanya memiliki sikap yang berbeda terhadap dakwah nabi. Abu Thalib membiarkan Nabi Muhammad saw menyebarkan dakwahnya, bahkan melindunginya dari gangguan dan acamanan pembesar-pembesar Quraisy. Sedangkan Abu Lahab sangat menentang dakwah nabi, bahkan mengancam dan berniat membunuh nabi Muhammad. ALLah mengabadikan cerita Abu Lahab di surat Al Lahab.

Selama 3 tahun Nabi Muhammad saw berdakwah secara sembunyi-sembunyi,kemudian turunlah surat Al Hijr 94 yang memerintahkan berdakwah secara terang-terangan.

فَاصْدَعْ بِمَاتُؤْمَرُ وَأَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِينَ {94}

Artinya 94. Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.

Nabi Muhammad saw berdakwah secara terang-terangan ke seluruh lapisan masyarakat, baik golongan bangsawan maupun budak serta negeri-negeri lain dilakukan pertama kali di Bukit Shafa. Ketika itu, pamannya, Abu Lahab sangat menentang keras dakwah Nabi. Peristiwa tersebut diabadikan dengan surat Al Lahab.

Nabi Muhammad menerima wahyu dari Allah yang turun secara berangsur-angsur. Selama 13 tahun di Mekkah (610-622 M), Nabi Muhammad menerima 4.726 ayat yang meliputi 89 surat.  Surat-surat yang diturunkan selama Nabi Muhammad di Mekkah dinamakan surat Makkiyah.

Tugas Siswa ;
Setelah membaca artikel tentang Permulaan Dakwah Nabi Muhammad saw, silahkan ajukan pertanyaan di kolom komentar. Dan bagi yang lain boleh menjawab pertanyaan yang ada berdasarkan dalam artikel di atas atau boleh mengambil sumber yang lain. Silahkan pilih sebagai penanya atau penjawab.

Contoh;
Pertanyaan =>  Kapan Nabi Muhammad diangkat menjadi Rasul ? (Nama dan Kelasmu)

Jawab => Nabi Muhammad diangkat sebagai nabi dan Rosul pada tanggal 17 Ramadhan, 13 tahun sebelum hijrah (610 M) ketika Usia beliau genap 40 tahun. (Nama dan Kelasmu)

Materi SKI MTs Kelas VII Semester II

Berikut ini adalah materi Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) MTs Kelas VII Semester II terdiri dari;

BAB III KHULAFAURROSYIDIN CERMIN AKHLAK ROSULULLAH SAW
              A. Sejarah  Khulafaurrosyidin
                   1. Profil Abu Bakar Ash Shidiq
                   2. Profil Umar bin Khattab
                   3. Profil Utsman bin Affan
                   4. Profil Ali bin Abi Thalib

              B. Model Kepemimpinan Khulafaurrosyidin
                   1. Proses Pengangkatan Khulafaurrosyidin
                       A. Khalifah Abu Bakar Shidiq
                       B. Khalifah Umar bin Khattab
                       C. Khalifah Utsman bin Affan
                       D. Khalifah Ali bin Abi Thalib
                   2. Kepemimpinan Khulafaurrosyidin

              C. Prestasi Kepemimpinan Khulafaurrosyidin
                   1. Prestasi Khalifah Abu Bakar
                   2. Prestasi Khalifah Umar bin Khattab
                   3. Prestasi Khalifah Utsman bin Affan
                   4. Prestasi Khalifah Ali bin Abi Thalib

Rangkuman

BAB IV DINASTI BANI UMAYYAH PELOPOR KEMAJUAN PERADABAN ISLAM
              A. Sejarah Kekhalifahan Bani Umayah
                   1. Sejarah Dinasti Umayyah
                   2. Sistem Pemerintahan Bani Umayyah
                   3. Khalifah Bani Umayyah
                   4. Faktor-Faktor Penyebab Mundurnya Dinasti Umayyah

              B. Kepemimpinan Khalifah Umar bin Abdul Azis
                   1. Profil Khalifah Umar Bin Abdul Azis
                   2. Pola Kepemimpinan Umar bin Abdul Azis
                   3. Kepribadian Umar bin Abdul Azis

Rangkuman

BAB V PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN ISLAM DINASTI BANI UMAYYAH
             A. Pengembangan Kebudayaan Islam di masa Dinasti Bani Umayyah
             B. Ilmuwan Muslim dan Perannya di masa Dinasti Bani Umayah

Rangkuman

Tuesday, August 14, 2018

Materi SKI MTs Kelas VIII Semester I

BAB 1 JEJAK PERADABAN DINASTI  ABBASIYAH
            A. KERUNTUHAN DINASTI UMAYYAH
            B. PROSES TERBENTUKNYA DINASTI ABBASIYAH
            C. SILSILAH DINASTI ABBASIYAH
            D. KHALIFAH-KHALIFAH BESAR DINASTI ABBASIYAH
                 1. ABU JA''FAR AL-MANSUR (754-775M)
                 2. HARUN AL-RASYID (786-809M)
                 3. ABDULLAH AL-MA'MUN (809-833M)


BAB 2 CEMERLANGNYA ILMUWAN DINASTI ABBASIYAH
             A. Lebih Dekat dengan Ilmuwan Masa Abbasiyah
1. Ali Ibnu Rabbani At-Tabari (838-870M), Penemu Pertama Ensiklopedia Kedokteran
2. Abu Ali Al-Husayn bin Abdullah bin Sina/ Ibnu Sina (370 H – 428 H
3. Abu Bakar Muhammad bin Zakariya Ar-Razi (251-313H/864-930M)
4. Abu Yusuf Ya’qub Ibnu Ishaq Al-Sabah Al-Kindi (801-873M), Filosof Muslim Pertama
5. Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali Al-Tusi Al-Syafi’i (450-505H/1058-1111M)
6. Ahmad Ibnu Muhammad Ibnu Ya’qub Ibnu Miskawaih (320-412H/ 932-1030M)
7. Abu Musa Jabir Ibnu Hayyan (750-803M)
8. Muhammad Ibnu Musa Al-Khawarizmi (780-850M)
           
            B. Lebih Dekat dengan dengan Ulama  Masa Abbasiyah
                1. Ulama Kutubussittah
                    a. Imam Bukhori
                  b. Imam Muslim
                  c. Imam Abu Dawud
                  d. Imam At-Tirmidzi
                   e. Imam An-Nasai
                  f. Imam Ibnu Majah

                2. Ulama 4 Imam Madzhab
                    a. Imam Hanafi
                  b. Imam Maliki
                  c. Imam Syafi`i
                  d. Imam Hambali

                3. Ulama Tafsir
                   a. Imam Ibnu Jarir At-Tabari
                  b. Imam Ibnu Katsir


BAB 3 PERADABAN EMAS DINASTI ABBASIYAH
            A. Kemajuan Administrasi Pemerintahan, Militer dan Kebijakan Politik
            B. Kemajuan Ekonomi, Sosial dan Budaya
            C. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
            D. Kemajuan Ilmu-Ilmu Agama
            E. Kemajuan Seni Kesusateraan dan Arsitektur
            F. Kemajuan Pendidikan dan Perpustakaan

Rangkuman

Materi SKI MTs Kelas VII Semester I

Materi Sejarah Kebudayaan Islam Madrasah Tsanawiyah (MTs) Kelas VII Semester I, terdiri dari;

BAB I  Kearifan Nabi Muhammad SAW Wujudkan Kedamaian
             1. Kondisi Masyarakat Mekkah Sebelum Islam           
                 A. Kondisi Kepercayaan Masyarakat Mekkah Sebelum Islam
                 B. Kondisi Sosial Masyarakat Mekkah Sebelum Islam
                 C. Kondisi Ekonomi Masyarakat Mekkah Sebelum Islam
                 D. Kondisi Politik Masyarakat Arab sebelum Islam

             2. Misi Dakwah Nabi Muhammad saw di Makkah
                 A. Permulaan Dakwah Nabi Muhammad saw
                 B. Prioritas Dakwah Nabi Muhammad saw di Mekkah
                 C. Respon Masyarakat Mekkah terhadap Dakwah Nabi Muhammad saw
                 D. Tantangan dan Rintangan
                 E. Modal kesuksesan Nabi Muhammad saw dalam berdakwah di Mekkah

             3. Pola Dakwah Nabi Muhammad saw di Makkah
                 A. Dakwah rahasia  (sirriyah)
                 B. Dakwah Jahr
                 C. Hijrah ke Habsyi
                 D. Misi ke Thaif
                 E. Perjanjian Aqabah

Rangkuman

BAB II Kesuksesan Nabi Muhammad saw Melakukan Perubahan
             1. Kondisi Masyarakat Madinah Sebelum Islam
                 A. Kepercayaan Masyarakat Madinah Sebelum Islam
                 B. Kondisi Sosial Masyarakat Madinah Sebelum Islam
                 C. Kondisi Ekonomi Masyarakat Madinah Sebelum Islam
                 D. Kondisi Politik Masyarakat Madinah Sebelum Islam

             2. Hijrah Nabi Muhammad saw. ke Madinah
                 A. Pengertian Hijrah
                 B. Sebab Nabi Muhammad hijrah ke Madinah
                 C. Proses Hijrah Nabi Muhammad saw. ke Madinah
                 D. Reaksi Kafir Quraisy terhadap hijrah Nabi ke Madinah

             3. Pola Dakwah Nabi Muhammad saw. di Madinah
                 A. Langkah-langkah Dakwah Nabi Muhammad saw. di Madinah
                 B. Metode Dakwah Nabi Muhammad saw dalam membangun Perekonomian Madinah
                 C. Faktor Pendukung Kesuksesan Dakwah Nabi Muhammad saw. di Madinah

             4. Respon Terhadap Dakwah Nabi Muhammad saw. di Madinah
                 A. Perang Badar
                 B. Perang Uhud
                 C. Perang Khandak
                 D. Perjanjian Hudaibiyah
                 E. Penaklukan Kota Mekkah (Fathu Mekkah)
                 F. Haji Wada`(Haji Pamitan)

Rangkuman

Kisi-kisi Ujian MID Semester Genap Kelas 9 TA. 2020-2021

Tradisi keislaman Nusantara adalah adat kebiasaan yang diwariskan secara turun-temurun yang masih dijalankan dalam masyarakat Nusantara yang...