Saturday, September 29, 2018

Muhammad Ibnu Musa Al-Khawarizmi (780-850M)

Nama lengkap  Al-Khawarizmi adalah Muhammad Ibnu Musa Al-Khawarizmi  atau Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad bin Yusoff.  Di dunia Barat dikenal sebagai Al-Khawarizmi, Al-Cowarizmi, Al-Ahawizmi, Al-Karismi, Al-Goritmi, Al-Gorismi dan beberapa ejaan lain. Tentang tahun kelahirannya banyak pendapat. Ada yang mengatakan Al-Khawarizmi hidup sekitar awal pertengahan abad ke-9 M. Sumber lain mengatakan hidup di Khawarism, Usbekistan pada tahun 194 H/780 M dan meninggal tahun 266 H/850 M di Baghdad.

Al-Khawarizmi, ilmuwan muslim yang berpengetahuan luas, bukan hanya dalam bidang syariat tapi di dalam bidang filsafat, logika, aritmatika, geometri, musik, ilmu hitung, sejarah Islam dan kimia serta penulis ensiklopedia dalam berbagai disiplin.

Dalam usia muda bekerja di Bait al-Hikmah di bawah pemerintahan Khalifah Al-Makmun. Ia bekerja dalam sebuah observatorium matematika dan astronomi. Al-Khawarizmi juga dipercaya untuk memimpin perpustakaan khalifah.

Al-Khawarimi memperkenalkan angka-angka India dan cara-cara perhitungan India pada dunia Islam. Ia adalah ilmuwan yang pertama kali memperkenalkan aljabar dan hisab. Pengetahuan dalam bidang matematika dan menghasilkan konsep-konsep matematika yang masih digunakan sampai sekarang.

Beberapa karya yang menjadi sumbangan besarnya bagi pembangan ilmu pengetahuan modern diantaranya:
a) Al-Jabr wa’l Muqabalah, pemakaian secans dan tangens dalam penyelidikan trigonometri dan astronomi.
b) Hisab al-Jabr wa al-Muqabalah, contoh-contoh soal matematika.
c) Sistem nomor dan memperkenalkan Cos, Sin, Tangen dalam penyelesian persamaan trigonometri, teorema segitiga sama kaki, segi empat, dan lingkaran dalam geometri.
d) Ilmu perbintangan (astronomi).
e) Memperkenalkan cabang-cabang ilmu matematika seperti, geometri, aljabar, aritmatika.
f)  Angka nol memiliki nilai, dengan angka nol terbuka jutaan kemungkinan.  Dari gagasan inilah operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian bisa jadi lebih mudah dan sederhana.
g) Mengembangkan sistem nilai-tempat desimal dengan angka 1 sampai 9 sebagai angka sekaligus pengisi nilai tempat dan angka nol sebagai angka saja.

Karya-karya Al-Khawarizmi di bidang aljabar  telah diterjemahkan oleh Gerard of Gremano dan Robert of Chaster kedalam bahasa Eropa pada abad ke 12.

Abu Musa Jabir Ibnu Hayyan (750-803M)

Orang Barat mengenalnya dengan  sebutan ‘Geber’. Abu Musa Jabir bin Hayyan  lahir di Kufah pada tahun 750 M. Sumbangan terbesar Jabir dalam dunia ilmu pengetahuan  adalah dalam bidang kimia. Keahliannya itu didapatnya dari seorang guru bernama Barmaki Vizier pada era pemerintahan Harun Ar-Rasyid di Baghdad. Ia mengembangkan teknik eksperimentasi sistematis di dalam penelitian kimia, sehingga setiap eksperimen dapat direproduksi kembali.

Jabir menekankan bahwa kuantitas zat berhubungan dengan reaksi kimia yang terjadi. Jabir dapat dipandang telah merintis ditemukannya hukum perbandingan tetap.
Sumbangan lainnya  yang penting antara lain dalam penyempurnaan proses kristalisasi, distilasi, kalsinasi, sublimasi, dan penguapan serta pengembangan instrumen untuk melakukan proses-proses tersebut.

Jabir menulis kitab-kitab penting bagi pengembangan ilmu kimia,  antara lain; Kitab Al-Kimya, Kitab Al-Sab’een, Kitab Al Rahmah, Al Tajmi, Al Zilaq al Sharqi, Book of The Kingdom, Book of Eastern Mercury, dan Book of Balance.

Ahmad Ibnu Muhammad Ibnu Ya’qub Ibnu Miskawaih (320-412H/ 932-1030M)

Nama lengkapnya, Ahmad Ibnu  Muhammad Ibnu Ya'qub Ibnu Miskawaih, lebih dikenal  Ibnu Miskawaih atau Maskawaih. Nama itu diambil dari nama kakeknya yang semula beragama Majusi (Persia), kemudian masuk Islam. Julukannya adalah Abu ’Ali, yang yang merujuk kepada sahabat ’Ali Ibnu Abi Tholib, di samping juga bergelar al-Khazin yang berarti bendaharawan, karena jabatannya sebagai bendaharawan/ menteri keuangan pada masa kekuasaan ’Adlud al-Dawlah dari Bani Buwaih (al-dawlah al-buwaihiyyah).

Ibnu Miskawaih dilahirkan di Ray (Teheran Iran, sekarang). Para penulis sejarah berselisih pendapat tentang tanggal kelahirannya.  Namun pendapat yang lebih kuat mengatakan Miskawaih lahir pada tahun 330 H/942 M, dan meninggal dunia pada tanggal 9 Shafar 421H/16 Pebruari 1030 M.

Tidak banyak informasi yang menjelaskan riwayat pendidikannya. Sejarawan  Ahmad Amin menjelaskan bahwa pendidikan anak-anak pada zaman Abbasiyah adalah bahwa  pada umumnya anak-anak memulai menuntut ilmu pengetahuan dengan belajar membaca, menulis, mempelajari al-Qur’an dan dasar dari bahasa Arab (nahwu)  serta membuat syair-syair. Dilanjutkan dengan mempelajari ilmu Fiqhi, sejarah,  matematika dan ilmu-ilmu peraktis seperti ilmu musik,  catur dan kemiliteran.  Ada keterangan keterangan Ibnu Miskawaih belajar sejarah dari Abu Bakr Ahmad Ibnu Kamil Al-Qadi, mempelajari filsafat dari Ibnu Al-Akhmar, dan mempelajari kimia dari Abu Thayyib. Ia juga berkawan dengan para ilmuwan diantaranya Ibnu Sina.

Ibnu Miskawaih dikenal sebagai sejarawan besar yang kemasyhurannya melebihi pendahulunya, At-Thabari. Ia juga seorang dokter, penyair, dan ahli bahasa serta seorang filosof muslim yang  mampu memadukan tradisi pemikiran Yunani dan Islam, di samping juga ahli dalam filsafat Romawi, India, Arab, dan Persia. Selanjunya yang menjadi perhatian terbesarnya adalah  filsafat etika Islam, hal ini terlihat pada banyak buku-buku karyaya, diantaranya:  Risalah fi al-Lazzat wa al-Alam, Risalah fi at-Thabi'at, Risalah fi Jaubar an-Nafs, Maqalat an-Nafs wa al-'Aql, Fi Isbat as-Shuwar al-Ruhaniyat allati la Yabula Lama, min Kitab al-'Aql wa al-Ma'qul, Ta'rif li Miskawaih Yumayyizu bihi bain ad-Dahr wa az-Zaman, Tahzib al-Akhlaq wa Tathhir al-A'raq dan Risalah fi Jawab fi Su'ali li 'Ali Ibnu Miskawaih Ila Abi Hayyan as-Shauli fi Haqiqat al-'Adl.
Oleh sebab itu, Ibnu Miskawaih menjadi ilmuwan  muslim pertama di bidang filsafat akhlak.

Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali Al-Tusi Al-Syafi’i (450-505H/1058-1111M)

Nama lengkap Imam Al-Ghazali  ialah Muhammad bin Ahmad Al-Imamul Jalil Abu Hamid Ath Thusi Al-Ghazali,  lahir di Thusi daerah Khurasan wilayah Persia pada  tahun 450 H /1058 M. Ayah Al-Ghazali  seorang pemintal  benang dan ahli tasawuf yang hebat.

Pada masa kecilnya ia sudah mempelajari ilmu fiqh kepada  Syekh Ahmad bin Muhammad Ar-Rozakani, teman ayahnya sekaligus orang tua asuh Al-Ghazali. Kemudian  belajar  kepada Imam Abi Nasar Al-Ismaili di negeri Jurjan. Selanjutnya, ia berangkat ke Nisafur dan belajar pada Imam Al-Haramain Al-Juwaini, guru besar di Madrasah Nizhamiyah Nisafur.  Dengan cepat Al-Ghozali dapat menguasai  ilmu –ilmu pengetahuan pokok, seperti ilmu matiq (logika), falsafah dan fiqh madzhab Syafi’i. Karena kecerdasannya ini Imam Al-Haramain mengatakan bahwa al-Ghazali itu adalah ”lautan tak bertepi’’.

Setelah Imam Al-Haramain wafat, Al-Ghazali meninggalkan Naishabur (Nisafur), pergi ke Mu’askar untuk mengunjungi  Perdana Menteri Nizam Al-Muluk, pemerintahan Bani Saljuk. Al-Ghazali  disambut dengan penuh kehormatan sebagai seorang ulama besar. Menteri Nizam Al-Muluk akhirnya melantik Al-Ghazali pada tahun 484 H/1091 M, sebagai guru besar pada perguruan Tinggi Nizamiyah  di kota Baghdad. Al-Ghazali kemudian mengajar di perguruan tinggi tersebut. Disamping  menjadi guru besar di Nizamiyah, Al-Ghazali   diangkat sebagai mufti untuk membantu  pemerintah dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang muncul dalam masyarakat.

Al-Ghazali selalu hidup berpindah-pindah,  khususnya untuk mendalami pengetahuan. Setelah dari Baghdad  berangkat ke Syam, menetap hampir 2 (dua) tahun untuk berlatih   membersihkan diri,   menyucikan hati  dengan mengingat Tuhan dan beri’tikaf di mesjid Damaskus. Kemudian  menuju ke Palestina untuk mengunjungi kota Hebron dan Jerussalem, tempat di mana para Nabi sejak dari Nabi Ibrahim sampai Nabi Isa mendapat wahyu pertama dari Allah. Terus berangkat ke Mesir, yang merupakan pusat kedua bagi kemajuan dan kebesaran Islam sesudah Baghdad. Di  Mesir, dari Kairo dilanjutkan   ke Iskandariyah, selanjutnya ke Mekkah  untuk menunaikan rukun Islam yang kelima dan berzirah ke kuburan Nabi Ibrahim. Selanjutnya ia kembali ke Naisabur dan mendirikan Madrasah Fiqh dan  asrama (khanqah) untuk melatih Mahasiswa-mahasiswa dalam paham sufi.

Al-Ghazali menulis banyak sekali kitab, meliputi bidang ilmu yang populer pada zamannya, di antaranya tentang tafsir al-Qur’an, ilmu kalam, ushul fiqh, fiqih, tasawuf, mantiq, falsafat, dan lain-lain. Beberapa yang sangat termasyhur dan banyak menjadi rujukan di lembaga-lemba pendidikan di Indonesia adalah:
a)  Ihya Ulum Ad-Din, yang  membahas ilmu-ilmu agama.
b) Tahafut al-Falasifah, menerangkan pendapat para filsuf ditinjau dari segi agama.
c)  Al-Munqidz min adh-Dhalal, menjelaskan tujuan dan rahasia-rahasia ilmu.
d)  Al-Iqtashad fi Al-‘Itiqad (inti ilmu ahli kalam), 
e)  Jawahir Al-Qur’an (rahasia-rahasia yang terkandung dalam al-Qur’an)
f)  Mizan Al-‘Amal (tentang falsafah keagamaan)
 g) Al-Maqasshid Al-Asna fi Ma’ani Asma’illah Al-Husna (tentang arti nama- nama Tuhan).
h)  Al-Basith (fiqh).
i) Al-Mustasfa (ushul fiqh), dan lain-lain.
A-Ghazali  wafat di Tusia, sebuah kota tempat kelahirannya pada tahun 505 H (1111 M) dalam usianya yang ke 55 tahun.

Abu Yusuf Ya’qub Ibnu Ishaq Al-Sabah Al-Kindi (801-873M), Filosof Muslim Pertama

            Nama lengkapnya Abu Yusuf Ya’qub bin Ishak bin Sabah bin Imran bin Ismail bin Muhammad bin Al-Asy’as bin Qais Al-Kindi. Nama al-Kindi berasal dari nama salah satu suku Arab yang besar sebelum Islam, yaitu suku Kindah. Al-Kindi lahir di Kufah pada tahun 185 H /801 M pada masa kekhalifahan Harun Ar-Rasyid. Ayahnya bernama Ibnu As-Sabah pernah menjadi  Gubernur Kufah pada masa kekhalifahan  Al-Mahdi (775 M – 785 M) dan Harun Ar-Rasyid (786 M – 809 M). Kakeknya, Asy’ats bin Qais, dikenal sebagah salah seorang sahabat Nabi Muhammad  SAW.

            Al-Kindi sosok yang dikenal berotak encer. Tiga bahasa penting,  yaitu  Yunani, Suryani, dan Arab dikuasainya,  sebuah kelebihan yang jarang dimiliki orang pada era itu. Al-Kindi adalah  filosof muslim  pertama,  karena ia adalah orang Islam pertama yang mendalami ilmu-ilmu filsafat. Pada saat itu, sampai abad ke-7 M, pengetahuan filsafat masih didominasi orang-orang Kristen Suriah. Al-Kindi menerjemahkan dan  menyimpulkan karya-karya filsafat Helenisme. Ia juga dikenal sebagai pemikir muslim pertama yang menyelaraskan filsafat dan agama. Al-Kindi memandang filsafat sebagai ilmu yang mulia. Ia melukiskan filsafat sebagai ilmu dari segala ilmu dan kearifan dari segala kearifan. Filsafat bertujuan untuk memperkuat kedudukan agama dan merupakan bagian dari kebudayaan Islam.

          Al-Kindi  menguasai beragam  ilmu pengetahuan. Karyanya  berjumlah  kurang lebih 270 buah, yang dapat dikelompokkan dalam bidang filsafat, logika, ilmu hitung, musik, astronomi, geometri, medis, astrologi, psikologi, politik, dan meteorologi. Salah satu karya Al Kindi di bidang filsafat adalah Risalah fi Madkhal al Mantiq bi Istifa al Qawl fih yang berisi tentang sebuah pengatar logika.

         Al-Kindi mengalami kehidupan tidak kurang  dari lima periode khalifah Dinasti Abbasyiah,  yakni, Al-Amin, Al-Makmun, Al-Mu’tasim, Al-Wasiq dan Al-Mutawakkil. Dia menjadi salah satu ilmuwan besar sekaligus bukti hidup kegemilangan kebudyaaan Islam era kejayaan Islam Baghdad di bawah kekuasaan Dinasti Abbasiyah. Ia juga diangkat sebagai guru dan tabib kerajaan. Al-Kindi meninggal pada tahun 869 M.

Abu Bakar Muhammad bin Zakariya Ar-Razi (251-313H/864-930M)

Abu bakar Muhammad bin Zakaria ar Razi, berasal dari Persia,  lahir di Ray pada tahun 865 M di dunia Barat dikenal dengan panggilan ‘Ar-Razes. Ar-Razi adalah murid cemerlang dari Ali bin Sahl Rabban At-Tabari.   Setelah mempelajari matematika, astronomi, logika, sastra, dan kimia, ia memusatkan perhatiannya pada kedokteran, dan filsafat. Ia menjadi seorang dokter dan filosof  besar pada zamannya.

Ar-Razi sangat rajin melakukan penelitian dan menuliskan berbagai hasil penelitiannya.  Ia pernah menulis dalam setahun lebih dari 20.000 lembar kertas. Karya ar-Razi mencapai 232 buku atau risalah dan kebanyakan dalam bidang kedokteran.

Karya tulis hasil penelitiannya yang termashur adalah al-Hawi, Ensiklopedi Kedokteran berjumlah  20 jilid. Buku ini berisi ilmu kedokteran Yunani, Arab, dan diterjemahkan ke dalam bahasa latin pada tahun 1279 M. Sejak saat itu, buku tersebut menjadi  rujukan di universitas -universitas Eropa sampai abad ke-17 M. Bukunya yang lainnya yang terkenal adalah Fi al-Judari wa al-Hasbat  yang membahas penyakit campak dan cacar dan diterjemahkan juga ke dalam bahasa latin. Pada tahun 1866 M, buku itu dicetak untuk yang ke-40 kalinya. Ar-Razi  wafat pada tahun 932 M di kota kota kelahirannya.

Abu Ali Al-Husayn bin Abdullah bin Sina/ Ibnu Sina (370 H – 428 H)

Ibnu Sina, di dunia Barat dikenal dengan nama Avvicenna, lahir bulan Shafar 370 H/Agustus  980 M di Ifsyina (negeri kecil dekat Charmitan), suatu  kota di Bukhara. Orang tuanya pegawai tinggi pada pemerintahan Dinasti Saman. Ibnu Sina dibesarkan di Bukhara. Pada  usia sepuluh tahun telah banyak mempelajari ilmu agama Islam dan berhasil menghafal Al-Qur’an. Dari Abu Abdellah Natili, Ibnu Sina belajar  ilmu logika untuk mempelajari buku Isagoge dan Porphyry, Euclid dan Al-Magest Ptolemus. Setelah itu ia mendalami metafisika Plato dan Arsitoteles.
Ibnu Sina mempelajari ilmu kedokteran pada Isa bin Yahya, ilmuwan Kristen. Pada  usia 17 tahun telah dikenal sebagai dokter dan pernah mengobati pangeran Nuh Ibnu Mansur sehingga pulih kembali kesehatannya. Sejak itu, Ibnu Sina mendapat akses untuk mengunjungi perpustakaan istana yang terlengkap yaitu Kutub Khana.
Dalam dunia kedokteran, Ibnu Sina adalah ilmuwan muslim pertama yang menemukan peredaran darah manusia, dimana enam ratus tahun kemudian disempurnakan oleh William Harvey. Dia juga yang pertama kali mengatakan bahwa bayi selama masih dalam kandungan mengambil makanannya lewat tali pusarnya. Dia juga yang mula-mula mempraktekkan pembedahan dan  menjahitnya. Dan dia juga terkenal sebagai dokter ahli jiwa yang kini disebut psikoterapi .
Ibnu Sina adalah ilmuwan produktif, menulis buku mencapai 200 buah yang meliputi filsafat, kedokteran, geometri, astronomi, teologi, filologi, dan kesenian. Karya monumentalnya berjudul Al-Qanun fit-Tibb. Buku ini merupakan kumpulan pemikiran kedokteran Yunani-Arab. Karya Ibnu Sina ini dipakai sebagai buku panduan bagi para mahasiswa yang mempelajarai kedokteran dari abad ke-12 sampai abad  ke-17 M. Buku ini membedakan antara mediastinum dan pleurisy (pembengkakan pada paru-paru); mengenai kemungkinan penalaran wabah penyakit phthisis (penyakit saluran pernafasan, utamanya asma dan TBC) melalui pernafasan dan penyebaran berbagai penyakit melalui air dan debu. Ibnu Sina juga memberikan diagnosis ilmiah tentang penyakit ankylostomisis dan menyebutkan cacing pita sebagai penyebabnya. Sekitar 170 jenis obat-obatan disebutkan dalam buku ini.
Karya-karya lain Ibnu Sina adalah :
1. Buku mengenai politik seperti: Risalah As-Siyasah, Fi Isbati an-Nubuwah, Al-Arzaq,
2. Buku mengenai Tafsir seperti: Surah al-Ikhlas, Surah al-Falaq, Surah an-Nas, Surah al-Mu’awizataini, Surah al-A’la.
3. Buku Psikologi seperti: An-Najat.
4. Buku ilmu kedokteran selain Al-Qanun fi al-Thibb, adalah al-Urjuzah fi At-Tibi, al-Adwiyah al-Qolbiyah, Kitabuhu al-Qoulani, Majmu’ah Ibnu Sina al-Kubra, Sadidiyya.
5. Buku tentang Logika seperti: Al-Isyarat wat Tanbihat, al-Isyaquji, Mujiz, Kabir wa Shaghir
6. Buku tentang musik seperti: Al-Musiqa.
7. Al-Mantiq, diuntukkan buat Abul Hasan Sahli.
8. Buku Fisika seperti: fi Aqsami al-Ulumi al-Aqliyah
9. Qamus el Arabi, terdiri atas lima jilid.
10. Buku filsafat seperti As-Syifa’, Hikmah al-Masyiriqiyyin,   Kitabu al-Insyaf, Danesh Nameh, Kitabu al-Hudud,  Uyun-ul Hikmah
11. dan sebagainya.

Ali Ibnu Rabbani At-Tabari (838-870M), Penemu Pertama Ensiklopedia Kedokteran

         Abu Al-Hasan Ali bin Sahl Rabban At-Tabari, berasal dari keluarga Syria Yahudi terkenal di Merv dan pindah ke Tabaristan, sehingga dikenal dengan sebutan At-Tabari. Ayahnya  Sahal bin Bisyr adalah seorang pejabat negara, yang berpendidikan tinggi dan dihormati masyarakat. Ali bin Sahl At-Tabari  masuk Islam pada masa kekhalifahan Al-Mu’tasim. Ia mahir  berbahasa Syria dan Yunani, dua bahasa yang menjadi sumber  untuk tradisi pengobatan  kuno.  Selanjutnya, At-Tabari dikenal sebagai seorang dokter. Dia juga menjadi ilmuwan yang menulis ensiklopedia kedokteran, berjudul Fidaus al-Hikmah yang ditulisnya setelah memeluk agama Islam.
Fidaus al-Hikmah ditulis dalam bahasa Arab, kemudian diterjemahkan sendiri ke dalam bahasa Syiria. Buku ini dibagi ke dalam tujuh bagian; bagian pertama memuat masalah doktrin ilmu kesehatan kontemporer, berjudul Kulliyatu at-Thibb; bagian kedua berisi uraian bagian-bagian organ tubuh manusia, peraturan mejaga kesehatan dan laporan tentang penyakit-penyakit yang menghinggapi otot; bagian ketiga berisi deskripsi tentang diet; bagian keempat tentang seluruh penyakit yang biasa menimpa badan; bagian kelima berisi deskripsi tentang rasa dan warna; bagian keenam tentang obat-obatan dan racun; dan bagian ketujuh berisi diskusi tentang astronomi,  juga ringkasan pengobatan ala India.
        Ali Rabbani At-Tabari bukan hanya seorang dokter, ia juga ilmuwan yang menguasai berbagai macam ilmu lain diantaranya ahli dalam ilmu astronomi, filsafat, matematika, dan sastra. Ali merupakan guru dari  seorang ahli pengobatan muslim terkenal lainnya, yakni Zakaria Abu Bakar Ar-Razi.

Friday, September 28, 2018

ABDULLAH AL-MA'MUN (809-833M)

Abdullah ibnu Harun Ar-Rasyid, lebih dikenal   dengan panggilan Al-Ma’mun, dilahirkan pada tanggal 15 Rabi’ul Awal 170 H / 786 M, bertepatan dengan wafat kakeknya Musa Al-Hadi dan pengangkatan ayahnya, Harun Ar-Rasyid. Ibunya, bekas seorang budak yang dinikahi ayahnya bernama   Murajil dan meninggal setelah melahirkannya.  Al-Makmunanak yang jenius. Sebelum usia 5 tahun dididik agama dan membaca Al-Qur’an oleh dua orang ahli yang terkenal bernama Kasai Nahvi dan Yazidi.

Untuk mendalami Hadits, Al-Makmun dan Al-Amin dikirim ayahnya, Harun Ar-Rasyid  kepada Imam Malik di Madinah. Al-Makmun dan saudaranya belajar kitab Al-Muwattha karangan Imam  Malik. Dalam waktu yang sangat singkat, Al-Makmuntelah menguasai Ilmu-ilmu kesusateraan, tata Negara, hukum, hadits, falsafah, astronomi, dan berbagai ilmu pengetahuaan lainnya. Ia juga hafal Al-Qur’an dan ahli juga menafsirkannya.

Setelah ayah mereka, khalifah Harun  Ar-Rasyid meninggal, jabatan kekhalifahan sebagaimana wasiat dari Harun Ar-Rasyid diserahkan kepada saudaranya dan Al-Makmun mendapatkan jabatan sebagai gubernur  di daerah Khurasan. Setelah Al-Amin meninggal, Al-Makmun menggantikannya menjadi Khalifah.

Sebagaimana ayahnya, Khalifah Harun Ar-Rasyid, Al-Makmun adalah Khalifah Dinasti Bani Abbasiyyah yang besar dan menonjol. Ia memiliki sifat-sifat yang agung, diantaranya, tekadnya kuat, penuh kesabaran, menguasai berbagai keilmuan, penuh ide, cerdik, berwibawa, berani dan toleran. Pada masa kekhalifahannya, Dinasti Bani Abbasiyah mengalami masa kegemilangan. Beberapa pencapaian kejayaan dan gemilangan peradaban Islam daantaranya:

a.  Bidang pertanian dan Perdagangan
Dengan keamanan terjamin, kegiatan pertanian berkembang dengan pesat. Pertanian dikembangkan dengan luas. Buah-buahan dan bunga-bungaan dari Parsi makin meningkat dan terjamin mutunya. Anggur dari Shiraz, Yed dan Isfahan telah menjadi komoditi penting dalam perdagangan diseluruh Asia. Tempat-tempat pemberhentian kafilah dagang menjadi ramai dengan kafilah-kafilah yang datang dan memencar ke berbagai penjuru. Lalu lintas dagang dengan Tiongkok melalui dataran tinggi Pamir atau  yang disebut dengan Jalan Sutera (Silk Road), dan Jalur Laut (Sea Routes) dari teluk Parsi menuju bandar-bandar lainya sangat ramai.

b. Bidang Pendidikan
Perhatian besar terhadap pengembangan ilmu pengetahuan sebagaimana yang dimulai oleh Khalifah Al-Mansur, dilanjutkan Khalifah Harun Ar-Rasyid, semakin mendapat puncaknya oleh Al-Makmun.   Ia mendorong dan menyediakan  dana besar untuk melakukan gerakan penerjemahan karya-karya kuno dari Yunani dan Syria ke dalam bahasa Arab, seperti ilmu kedokteran, astronomi, matematika, filsafat , dan lain-lain. Para penerjemah yang termasyhur adalah  Yahya bin Abi Manshur, Qusta bin Luqa, Sabian bin Tsabit bin Qura, dan Hunain bin Ishaq yang digelari Abu Zaid Al-Ibadi. Selain itu, Hunain bin Ishak,  ilmuwan Nasrani  menerjemahkan buku-buku Plato dan Aristoteles atas permintaan Al-Makmun. Al-Makmun juga mengirim utusan kepada Raja Roma, Leo Armenia, untuk mendapatkan karya-karya ilmiah Yunani Kuno yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Arab.
Al-Makmun  mengembangkan perpustakaan Bait Al-Hikmah yang didirikan sang ayah, Khalifah Harun Ar-Rasyid, menjadi pusat  ilmu pengetahuan, yang berhasil melahirkan  sederet ilmuwan Muslim yang melegenda. Selanjutnya dibangun Majlis Munazharah, sebagai pusat kajian agama. Pada masanya muncul ahli Hadis termasyhur, Imam Bukhori dan sejarawan terkenal, al-Waqidi.

c. Perluasan Daerah Islam dan penertiban Administrasi Negara
Di era kekhalifahan  Al-Makmun, Dinasti Abbasiyah menjelma menjadi negara adikusa  yang sangat disegani. Wilayah kekuasaan dunia Islam terbentang luas mulai dari Pantai Atlantik di Barat hingga Tembok Besar Cina di Timur. Dalam mengembangkan wilayah kekuasaan di zaman Al-Makmun, ada beberapa peristiwa besar yang dicapai, diantaranya penaklukan Pulau Kreta (208 H/ 823 M), dan juga penaklukan Pulau Sicily (212 H/ 827 M).
Kemudian pada tahun 829 M, wilayah Islam mendapat serangan dari Imperium Bizantium (Romawi).  Di penghujung tahun 214 H/ 829 M, dengan pasukan yang besar  menyerang  kekuasaan  imperium  Bizantium ,  pada tahun 832 M  berhasil menduduki wilayah Kilikia dan Lidia. Tetapi belum seluruhnya menaklukkan Bizantium Al-Makmun  mennggal pada tahun 218 H/ 833 M dan  perjuangan selanjutnya dilanjutkan oleh saudaranya,  Al-Mu’tashim.

Thursday, September 27, 2018

HARUN AL-RASYID (786-809M)

Khalifah Harun Ar-Rasyid (145-193 H/763-809 M) dilahirkan di Ray pada bulan Pebruari 763 M/145 H. Ayahnya bernama Al-Mahdi dan ibunya bernama Khaizurran. Ia dibesarkan  di lingkungan istana mendapat bimbingan  ilmu-ilmu  agama dan ilmu pemerintahan di bawah bimbingan seorang guru yang terkenal, Yahya bin Khalid Al-Barmaki, seorang ulama besar di zamannya, dan ketika Ar-Rasyid menjadi khalifah, menjadi Perdana menterinya, sehingga banyak nasihat dan anjuran kebaikan mengalir dari Yahya.

Tanggung jawab yang berat sudah dipikul Harun Ar-Rasyid sejak sang Ayah , Khalifah Al-Mahdi melantiknya sebagai gubernur di Saifah pada tahun 163 H. Kemudian pada tahun 164 H diberikan wewenang untuk mengurusi seluruh wilayah Anbar dan negeri-negeri di wilayah Afrika Utara.
Harun Ar-Rasyid menunjukkan kecakapannya dalam memimpin, sehingga pada tahun 165 H, Al-Mahdi melantiknya kembali menjadi gubernur untuk kedua kalinya di Saifah.

Harun Ar-Rasyid diangkat menjadi khalifah pada September 786 M, pada usianya yang sangat muda, yakni 23 tahun. Jabatan khalifah itu dipegangnya setelah saudaranya yang menjabat khalifah, Musa Al-Hadi wafat.

Kepribadian Harun Ar-Rasyid sangat mulia. Sikapnya  tegas, mampu mengendalikan diri, tidak emosional, sangat peka perasaannya dan  toleran. Akhlak mulianya dikemukakan oleh Abul 'Athahiyah, seorang penyair kenamaan saat itu. Selain itu, Harun Ar-Rasyid juga dikenal sebagai seorang khalifah yang suka humor. Dia juga terkenal  pemimpin yang pemurah dan dermawan. Banyak sejarawan menyamakannya  dengan Khalifah Umar bin Abdul Azis dari Dinasti Bani Umayyah.Tak  jarang  ia juga turun ke jalan-jalan di kota Baghdad pada malam hari melihat kehidupan sosial yang sebenarnya pada masyarakatnya, sehingga tak seorang pun yang kelaparan dan  teraniaya tanpa diketahui oleh Khalifah Harun Ar-Rasyid.

Khalifah Harun Ar-Rasyid mempunyai perhatian  dan minat yang besar  terhadap ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Para ilmuwan dan budayawan dilibatkan dalam setiap pengambilan kebijakan. Khalifah  juga melakukan penterjemahan besar-besaran berbagai buku-buku ilmu pengetahuan berbahasa asing ke dalam bahasa Arab. Bahasa Arab menjadi bahasa resmi  dan bahasa pengantar di sekolah-sekolah, perguruan tinggi, dan bahkan menjadi alat komunikasi umum. Karena itu, dianggap tepat bila semua pengetahuan yang termuat dalam bahasa asing itu segera diterjemahkan ke dalam  bahasa Arab, sehingga bisa dikaji dan difahami masyarakat luas. Dewan penerjemah  dibentuk diketuai oleh seorang pakar bernama Yuhana bin Musawih.

Kota Baghdad menjadi mercusuar kota impian 1.001 malam yang tidak ada tandingannya di dunia pada abad pertengahan. Selain itu,  pada masa kehalifahannya wilayah kekuasaan Dinasti Bani Abbasiyah   membentang dari Afrika Utara sampai ke Hindukush, India. Kekuatan militer yang dimilikinya juga sangat luar biasa.

Pada masa Khalifah Harun Ar-Rasyid, hidup seorang cerdik pandai yang sering memberikan nasihat-nasihat kebaikan kepada Khalifah, yaitu Abu Nawas. Nasihat-nasihat kebaikan dari Abu Nawas disertai dengan gayanya yang lucu, menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan Khalifah Harun Ar-Rasyid.

Kebijakan dan kecakapannya dalam  memimpin, membawa  negara dalam situasi aman, damai dan  tenteram, sehingga tingkat kejahatan sangat minim dan sangat sulit mencari orang yang akan diberikan zakat, infak dan sedekah, karena tingkat kemakmuran penduduknya merata. Pada masa pemerintahannya Dinasti Bani Abbasiyah mengalami masa kejayaan dan keemasan sekaligus menjadi salah satu pusat peradaban dunia.

Khalifah Harun Ar-Rasyid meninggal dunia di Khurasan pada 3 atau 4 Jumadil Tsani 193 H/809 M setelah menjadi khalifah selama lebih kurang 23 tahun 6 bulan. Saat meninggal usianya 45 tahun, dan  yang  menjadi imam shalat jenazahnya adalah anaknya sendiri yang bernama Shalih.

Dinasti  Abbasiyah dan dunia Islam saat itu benar-benar kehilangan sosok pemimpin yang shalih dan adil, dan b ijaksana. sehingga tak seorang pun yang teraniaya tanpa diketahui oleh Khalifah Harun Ar-Rasyid dan mendapatkan perlindungan hukum yang sesuai.

Tuesday, September 25, 2018

SILSILAH DINASTI ABBASIYAH

Pemerintahan Dinasti Bani Abbasiyah memerintah kurang lebih lima setengah abad (132-656 H/750-1258 M), mempunyai 37 orang khalifah, yaitu :

Dari Bani Abbas :
1. Abul Abbas As-Saffah (133-137 H/750-754 M)
2. Abu Ja’far Al-Mansur (137-159 H/754-775 M)
3. Al-Mahdi (159-169 H/775-785 M)
4. Musa Al-Hadi (169-170 H/785-786 M)
5. Harun Ar-Rasyid (170-194 H/786-809 M)
6. Al-Amin (194-198 H/809-813 M)
7. Al-Makmun(198-318 H/813-933 M)
8. Al-Mu’tasim (833-845 M)
9. Al-Watiq (223-228 H/842-847 M)
10. Al-Mutawakkil (233-297 H/847-861 M)
11. Al-Muntashir Billah (tahun 247-248 H/861-862 M)
12. Al-Musta’in Billah (tahun 248-252 H/862-866 M
13. Al-Mu’taz Billah (tahun 252-256 H/866-869 M)
14. Al-Muhtadi Billah (tahun 256-257 H/869-870 M)
15. Al-Mu’tamad ‘Ala al-Allah (tahun 257-279 H/870-892 M)
16. Al-Mu’tadla Billah (tahun 279-290 H/892-902 M)
17. Al-Muktafi Billah (tahun 290-296 H/902-908 M)
18. Al-Muqtadir Billah (tahun 296-320 H/908-932 M)

Dari Bani Buwaihi:
19. Al-Qahir Billah (tahun 320-323 H/932-934 M)
20. Al-Radli Billah (tahun 323-329 H/934-940 M)
21. Al-Muttaqi Lillah (tahun 329-333 H/940-944 M)
22. Al-Musaktafi al-Allah (tahun 333-335 H/944-946 M)
23. Al-Muthi’ Lillah (tahun 335-364 H/946-974 M)
24. Al-Thai’i Lillah (tahun 364-381 H/974-991 M)
25. Al-Qadir Billah (tahun 381-423 H/991-1031 M)
26. Al-Qa’im Bi Amrillah (tahun 423-468 H/1031-1075 M)

Dari Bani Saljuk :
27. Al Mu’tadi Biamrillah (tahun 468-487 H/1075-1094 M)
28. Al Mustadhhir Billah (tahun 487-512 H/1094-1118 M)
29. Al Mustarsyid Billah (tahun 512-530 H/1118-1135 M)
30. Al-Rasyid Billah (tahun 530-531 H/1135-1136 M)
31. Al Muqtafi Liamrillah (tahun 531-555 H/1136-1160)
32. Al Mustanjid Billah (tahun 555-566 H/1160-1170 M)
33. Al Mustadhi’u Biamrillah (tahun 566-576 H/1170-1180 M)
34. An Naashir Liddiinillah (tahun 576-622 H/1180-1225 M)
35. Adh Dhahir Biamrillah (tahun 622-623 H/1225-1226 M)
36. Al Mustanshir Billah (tahun 623-640 H/1226-1242 M)
37. Al Mu’tashim Billah ( tahun 640-656 H/1242-1258 M).


Menurut para sejarawan, masa pemerintahan Dinasti Abbasiyah dibagi menjadi 4 (empat) periode, yaitu:
1.   Masa Abbasiyah 1, yaitu semenjak lahirnya Daulah Abbasiyah tahun 132 H/750 M sampai wafatnya Khaliffah Al- Wastiq 232 H/ 847 M, sering disebut periode pengaruh Persia pertama.

2.   Masa Abbasiyah II, yaitu  mulai Khaliffah Al- Mutawakkil pada tahun 232 H/ 847 M sampai berdirinya Daulah Buwaihiyah di Baghdad pada tahun 334 H/946 M, disebut masa pengaruh Turki pertama.

3.   Masa Abbasiyah III, yaitu dari berdirinya Daulah Buwahiyah tahun 334 H/946 M sampai masuknya kaum Saljuk ke Baghdad pada tahun 447 H/1055 M. Periode ini disebut juga masa pengaruh Persia kedua.

4.   Masa Abbasiyah IV, yaitu masuknya orang-orang Saljuk ke Baghdad pada tahun 447 H/1055 M  sampai jatuhnya kota Baghdad ke tangan bangsa Mongol di bawah pimpinan Hulagu Khan pada tahun 656 H/1258 M. disebut juga dengan masa pengaruh Turki kedua.

Serangan bangsa Mongol yang dipimpin Hulagu terjadi pada masa kepemimpinan al-Mu‘tashim Billah pada tahun 656 H. Dalam peperanga yang berlangsung selama 40 hari  Khalifah Al-Mu’tashim terbunuh. Akibat serangan ini, dunia muslim tidak memiliki khalifah selama kurang lebih tiga setengah tahun.

Sampai kemudian didirikanlah kekhilafahan di Mesir. Al-Muntanshir-lah yang diangkat sebagai khalifah pertama Bani Abbasiyah di Mesir. Dia adalah  keturunan Bani Abbasiyah, yang berhasil lolos dalam peperangan dengan bangsa Mongol  dan berhasil menyelamatkan diri ke Mesir. Sejak saat itu, pusat kekuasaan Islam berpindah ke Kairo. Al-Muntanshir  dilantik sebagai khalifah berlangsung pada tanggal 1 Rajab 659 H.

Para Khalifah masa Abbasiyah yang berpusat di Mesir :
1. Al Mustanshir billah II (taun 660-661 H/1261-1262 M)
2. Al Haakim Biamrillah I ( tahun 661-701 H/1262-1302 M)
3. Al Mustakfi Billah I (tahun 701-732 H/1302-1334 M)
4. Al Watsiq Billah I (tahun 732-742 H/1334-1354 M)
5. Al Haakim Biamrillah II (tahun 742-753 H/1343-1354 M)
6. al Mu’tadlid Billah I (tahun 753-763 H/1354-1364 M)
7. Al Mutawakkil ‘Alallah I (tahun 763-785 H/1363-1386 M)
8. Al Watsir Billah II (tahun 785-788 H/1386-1389 M)
9. Al Mu’tashim (tahun 788-791 H/1389-1392 M)
10. Al Mutawakkil ‘Alallah II (tahun 791-808 H/1392-14-9 M)
11. Al Musta’in Billah (tahun 808-815 H/ 1409-1426 M)
12. Al Mu’tadlid Billah II (tahun 815-845 H/1416-1446 M)
13. Al Mustakfi Billah II (tahun 845-854 H/1446-1455 M)
14. Al Qa’im Biamrillah (tahun 754-859 H/1455-1460 M)
15. Al Mustanjid Billah (tahun 859-884 H/1460-1485 M)
16. Al Mutawakkil ‘Alallah (tahun 884-893 H/1485-1494 M)
17. al Mutamasik Billah (tahun 893-914 H/1494-1515 M)
18. Al Mutawakkil ‘Alallah OV (tahun 914-918 H/1515-1517 M).

Masa kepemimpinan Bani Abbasiyah yang perpusat di Mesir berakhir pada tahun  918 H, ketika khalifah Abbasiyah terakhir, Al-Mutawakkil ‘Alallah (III) turun tahta dan menyerahkan kekuasaan kepada Sultan Salim (kekhalifahan Utsmani di Turki).

Monday, September 24, 2018

PROSES TERBENTUKNYA DINASTI ABBASIYAH

Keruntuhan Dinasti Bani Umayyah pada tahun 750 M, menjadi tonggak awal berdirinya kekuasaan Dinasti Bani Abbasiyah. Khalifah pertama dari Dinasti ini adalah Abdullah As- Saffah bin Muhammad bin Ali Bin Abdulah bin Abbas bin Abdul Muthalib. Dinamakan Dinasti Bani Abbasiyah karena para pendiri dan khalifah dinasti ini adalah keturunan Al-Abbas ibn Abdul Muthalib, paman Nabi Muhammad saw. Masa kekuasaan Dinasti Bani Abbasiyah berlangsung dalam rentang waktu yang panjang, dari tahun 132 H /750 M s/d 656 H /1258 M.

Dinasti Umayyah selama kurang lebih 90 tahun telah berhasil membawa kejayaan dunia Islam mulai dari Asia Barat, Asia Tengah, Asia Selatan, Afrika Utara hingga ke Eropa, maka di bawah kekuasaan Dinasti Bani Abbasiyah dunia Islam juga mengalami masa-masa kejayaan, terutama dalam bidang peradaban dan kebudayaan Islam sehingga kota Baghdad dikenal sebagai pusat peradaban dunia. Untuk lebih jelas, uraiannya sebagai berikut.

1. Proses Pembentukan Dinasti Bani Abbasiyah
Sebelum upaya mengalahkan Dinasti Bani Umayyah dalam pertempuran, pemikiran bahwa setelah meninggalnya Rasulullah yang berhak untuk melanjutkan kepemimpinan adalah keturunan Rasulullah pernah dikumandangkan oleh Bani Hasyim (kaum Alawiyun). Terdapat tiga kota utama yang menjadi pusat kegiatan untuk menegakan kekuasaan keluarga besar paman Rasulullah, Abbas bin Abdul Muthalib, yaitu kota Al-Humaymah sebagai pusat perencanaan; kota Kufah sebagai kota penghubung dan kota Khurasan sebagai kota gerakan praktis.

Para keluarga Abbas di kota-kota ini melakukan berbagai strategi dan persiapan, salah satunya dengan melakukan gerakan propaganda bahwa orang-orang Abbasiyah lebih berhak dari pada Bani Umayyah atas kekhalifahan Islam, karena mereka adalah keturunan Bani Hasyim yang secara nasab keturunan lebih dekat dengan Nabi SAW. Pemimpin gerakan ini adalah Al-Imam Muhammad bin Ali, salah seorang keluarga Abbasiyah yang tinggal di Humaymah. Muhammad bin Ali tidak menonjolkan nama Bani Abbas, melainkan menggunakan nama Bani Hasyim untuk menghindari perpecahan dengan kelompok Syi’ah. Strateginya berhasil menggabungkan berbagai kekuatan, antara pendukung fanatik Ali bin Abi Thalib dengan kelompok-kelompok lain.

Untuk melakukan berbagai kegiatan propaganda, diangkatlah 12 propagandis yang tersebar di berbagai wilayah, seperti di Khurasan, Kufah, Irak dan Makkah. Diantara propagandis yang terkenal adalah Abu Muslim Al-Khurasani, seorang tokoh masyarakat di Khurasan yang merasa dirugikan selama masa pemerintahan Dinasti Bani Umayyah. Isu ketidakadilan yang dilontarkannya mendapat banyak sambutan dari berbagai kelompok yang tidak senang dengan pemerintahan Bani Umayyah. Para perwakilan kelompok menyatakan kesetiaan kepada Abu Muslim Al-Khurasani untuk membela Bani Hasyim dan Bani Abbas.

Gerakan dan propaganda yang dimotori oleh Muhammad bin Ali dengan dibantu 12 propagandisnya terus mendapat sambutan yang luar biasa dan tanggapan positif dari masyarakat, begitu juga dari golongan mawali. Pada tahun 743 M, Muhammad bin Ali meninggal dan gerakannya dilanjutnya oleh putranya yang bernama Ibrahim Al-Imam. Ibrahim Al-Imam menunjuk Abu Muslim Al-Khurasani sebagai panglima perangnya, mengingat kemampuan Abu Muslim Al-Khurasani sangat ahli dalam menarik simpati masyarakat dan berbagai kelompok.  Pernah dalam waktu satu hari berhasil mengumpulkan penduduk dari sekitar 60 desa di Merv. Abu Muslim Al-Khurasani mengajak kelompok yang kecewa kepada Bani Umayah untuk mengembalikan kekhalifahan kepada Bani Hasyim, baik dari keturunan Abbas bin Muthalib maupun dari keturunan Ali bin Abi Thalib.
Setelah Ibrahim Al-Imam meninggal, gerakan dilanjutkan oleh saudaranya yang bernama Abdullah bin Muhammad yang lebih terkenal dengan nama Abul Abbas As-Saffah, yang juga mempercayai dan mengangkat Abu Muslim Al-Khurasani sebagai panglima perang. Gabungan kekuatan antara Abul Abbas As-Saffah dengan Abu Muslim Al-Khurasani menjadi sebuah kekuatan besar yang sangat ditakuti Bani Umayyah.

Akhirnya, dinasti yang berkuasa selama kurang lebih 90 tahun dan telah berhasil mengukir kejayaan dunia Islam mulai dari Asia Barat, Asia Tengah, Asia Selatan, Afrika Utara hingga ke Eropa, mengalami kekalahan total dalam pertempuran. Khalifah Marwan II bersama 120.000 tentaranya yang berusaha mempertahankan dinastinya dengan menyebrangi sungai Tigris menuju Zab Hulu atau Zab Besar berhasil dikalahkan oleh gerakan kelompok Bani Hasyim dibawah komando Abul Abbas As-Saffah dan Abu Muslim Al-Khurasani. Khalifah Marwan II tewas dalam pertempuran di Busir, wilayah Al- Fayyum, tahun 132 H/750 M. Maka kematian Khalifah Marwan menjadi akhir dari runtuhnya Dinasti Bani Umayyah sekaligus menjadi awal berdirinya Dinasti Bani Abbasiyah dipimpin oleh khalifah pertamanya, yaitu Abbul Abbas As- Shaffah dengan pusat kekuasaan awalnya di Kufah.

2. Abul Abas as-Ssaffah, Tokoh Pendiri
Nama lengkap Abul Abas As-Saffah adalah Abdullah bin Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Abbas, dilahirkan di Hamimah pada tahun 104 H. Ibunya bernama Rabtah binti Abaidullah Al-Haritsi dan ayahnya adalah Muhammad bin Ali, pemimpin adalah gerakan Abbasiyah. Abdullah bin Muhammad mendapat gelar As-Saffah, yang berarti pengalir darah dan pengancam siapa saja yang membangkang. Maksudnya adalah pengancam dan mengalirkan darah bagi pihak yang menentang.
Abul Abbas adalah seorang yang bermoral tinggi dan mempunyai loyalitas sehingga beliau disegani dan dihormati oleh kerabat-kerabatnya. Beliau memiliki pengetahuan yang luas, pemalu, budi pekerti yang baik dan dermawan. Menurut as-Sayuti, Abul Abbas As-Saffah ialah manusia yang paling sopan dan selalu menepati janji tepat pada waktunya. Pada tanggal 3 Rabiul Awal 132 H dibaiat menjadi khalifah pertama Dinasti Bani Abbasiyah dan berpusat di Kuffah. Dua tahun kemudian pada tahun 134 H, meninggalkan Kufah menuju daerah Anbar (kota Kuno di Persia), dan menjadikannya pusat pemerintahan.

Semasa pemerintahannya, Abul Abbas tidak banyak melakukan perluasan wilayah, tetapi lebih  melakukan konsolidasi internal untuk menguatkan pilar-pilar negara. Abul Abbas menjadi khalifah selama 4 tahun 9 bulan, dan wafat dalam usia 33 tahun di kota dikota Anbar,  pada bulan Zulhijah tahun 136 H/753M.

Sunday, September 23, 2018

KERUNTUHAN DINASTI UMAYYAH

Dinasti Umayyah berjaya kurang lebih 90 tahun, namun pada akhirnya mengalami masa-masa kemunduran, ditandai dengan melemahnya sistem politik dan pemerintahan, di samping munculnya berbagai tekanan dari luar,  berupa pemberontakan-pemberontakan.

Setelah Khalifah Hisyam bin Abdul Malik, para Khalifah Bani Umayyah sangat lemah dan tidak bisa mengendalikan pemerintahan dan keamanan. Di kalangan keluarga internal Khalifah, sering terjadi pertikaian disebabkan perebutan kekuasaan mengenai siapa yang akan menduduki kekhalifahan sesudahnya.

Kurang lebih tujuh tahun setelah kekhalifahan Hisyam, penerusnya adalah al-Walid II, Yazid III, Ibrahim dan Marwan bin Muhammad. Al-Walid memerintah kurang lebih satu tahun 3 bulan, selanjutnya digantikan oleh Yazid III yang hanya memerintah kurang lebih enam belas bulan saja. Selanjutnya digantikan oleh Ibrahim bin al-Walid bin Abdul Malik, namun hanya berkuasa kurang lebih tiga bulan dan digantikan oleh Marwan. Selama masa kepemimpinannya, Khalifah Marwan disibukkan mengatasi berbagai pemberontakan, sampai akhirnya ia tewas  di medan perang.

Diantara beberapa peristiwa yang  mendorong  kemunduran Bani Umayyah dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
(a) Figur Khalifah yang lemah. Sepeninggal Khalifah Hisyam, tidak ada khalifah yang kuat yang mampu mengkonsolidasikan pemerintahan, menjaga keutuhan dan kewibawaan negara.

(b) Tidak adanya ketentuan mekanisme pengangkatan khalifah, menimbulkan terjadinya perebutan kekuasaan di kalangan anggota keluarga Bani Umayyah.

(c) Pemindahan ibu kota dari Madinah ke Damaskus yang merupakan bekas ibu kota Kerajaan Bizantium, mengakibatkan gaya hidup mewah bangsawan Bizantium mulai mempengaruhi dan ditiru keluarga Dinasti Umayah.

(d) Para ulama merasa kecewa terhadap para penguasa yang tidak memiliki integritas keagamaan dan politik yang sesuai dengan nilai-nilai syari’at Islam.

(e) Pertentangan keras yang sudah sejak lama terjadi antara suku Arab Utara (disebut Arab Quraisy atau Mudariyah) yang menempati Irak dengan Arab Selatan (disebut Yamani atau Himyariyah) yang berdiam di wilayah Suriah mencapai puncaknya, karena para khalifah berpihak kepada suku Arab Yamani.

(f) Ketidakpuasan sejumlah pemeluk Islam non Arab, yakni pendatang baru dari bangsa-bangsa yang dikalahkan yang disebut “Mawali”. Mereka bersama-sama bangsa Arab mengalami beratnya peperangan, tetapi diperlakukan sebagai masyarakat kelas dua. Golongan non Arab, terutama di Irak dan wilayah bagian timur lainnya, merasa tidak puas karena status Mawali menggambarkan inferioritas, ditambah dengan keangkuhan bangsa Arab yang diperlihatkan pada masa Bani Umayyah.

(g) Latar belakang terbentuknya Daulah Bani Umayyah tidak bisa dipisahkan dari konflik-konflik politik yang terjadi di masa kekhalifahan Khulafaur  Rasyidin yang terakhir, yaitu Khalifah Ali bin Abi Thalib. Sisa-sisa kaum Syi`ah (pengikut Ali) dan Khawarij terus menjadi gerakan oposisi. Penumpasan terhadap gerakan-gerakan ini banyak menyedot kekuatan pemerintah.

(h) Penyebab langsung tergulingnya kekuasaan Daulah Bani Umayyah adalah munculnya kekuatan baru yang dipelopori  oleh keturunan al-Abbas Ibn Abd. Al-Muthalib. Gerakan ini mendapat dukungan penuh dari Bani Hasyim. golongan Syi`ah dan kaum Mawali yang merasa dikelasduakan oleh pemerintahan Bani Umayyah

Keruntuhan Dinasti Bani Umayyah benar-benar terjadi dengan kemenangan pasukan Abul Abbas yang didukung oleh pasukanAbu Muslim Al-Khurasani dalam pertempuran Zab Hulu melawan pasukan Khalifah Marwan pada tahun 748 M. Kekalahan ini menjadi akhir dari kekuasaan Dinasti Bani Umayyah dan menjadi awal berdirinya Dinasti Bani Abbasiyah  mulai tahun 750 M -1258 M.

Saturday, September 22, 2018

Ulangan Akhir Semester I Kelas IX MTs

PRA UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL 
KELAS IX MTs NURUL ISLAM INDONESIA

Nama Siswa : ....................................

Kelas : ...............................................



Pilihan Berganda
1. Salah satu bukti masuknya Islam di Nusantara abad ke 7 adalah …. 
A. pedagang muslim yang singgah di sumatera dalam perjalannya ke China 
B. terbentuknya komunitas muslim di kawasan India dan Malaya 
C. adanya komunitas Arab Muslim di pantai utara Sumatera 
D. adanya kaum muslimin di kepulauan Riau 
2. Di bawah ini termasuk bukti masuknya Islam di Nusantara abad ke 11 adalah telah ditemukannya …. 
A. prasati huruf Arab tradisional yang berangka 1082 
B. makam panjang di daerah Leran Gresik 
C. makam Sunan Ampel dan keluargannya 
D. bangunan masjid Kudus 
3. Di antara bukti masuknya Islam di Nusantara abad ke 13 adalah adanya …. 
A. catatan perjalanan marcopolo 
B. kerajaan Islam Sulawesi 
C. Berita Chou Ku-Fe 
D. Berita Jepang 
4. Cara masuknya Islam  ke Indonesia melalui perdagangan sejalan ramainya lalu lintas perdagangan laut dengan .... 
A. berinteraksi dan berekspresi 
B. langsung menyebarkan agama Islam 
C. menguasai pusat-pusat perdagangan 
D. berinteraksi, berasimilasi dan berdakwah  
5. Para pedagang Islam yang datang ke Indonesia dalam menyampaikan dakwahnya ada yang melalui pernikahan. Sebagai buktinya mereka telah menikah dengan para wanita ..... 
A. Bangsawan     B. Pribumi       C. Cina D. Priyayi 
6. Para Walisongo dalam menyebarkan Islam ada yang melalui pendidikan dan pengajaran, khususnya melalui pesantren. Di antara nama pesantren tersebut adalah .... 
A. Gading Fajar B. Sunan Giri C. An Nuur     D. Al Hikam 
8. Penyebaran Islam di Nusantara ada yang melalui Tasyawuf. Ajaran tasawuf ini banyak didapati dalam cerita-cerita …. 
A. kisah laila majnun B. hikayat raja C. 1001 malam D. babad 
10. Di antara penyebaran agama Islam di Indonesia ada yang melalui kesenian. Dalam hal ini sebagai buktinya adalah Adanya seni .... 
A. bangunan, pahat, musik, dan sastra 
B. sastra, bangunan dan suara 
C. musik, sastra dan bela diri 
D. pahat, musik, dan puisi 
11. Diantara bukti masuknya Islam di Nusantara pada abad ke 11 adalah ditemukannya …. 
A. terdapat prasati huruf Arab tradisional yang berangka 1082 
B. makam Fatimah binti Maimun di daerah Gresik 
C. makam Sunan Giri dan santri-santrinya 
D. bangunan menara masjid Kudus 
12. Islam di Nusantara disebarkan melalui berbagai cara salah satunya adalah kesenian. Diantara pendekatan melalui jalur kesenian ini adalah .… 
A. tari adat B. wayang C. seni ludruk D. seni kaligrafi 
13. Penyebaran Islam di Nusantara dapat berkembang dengan cepat disebabkan oleh … 
A. bantuan dana dari Arab Saudi untuk mendirikan lembaga pendidikan 
B. campur tangan pemerintah Belanda melalui aturan perundang-undangan negara 
C. agama Islam disebarkan dengan jalan damai dan tanpa unsur kekerasan 
D. pemberian sembako yang diberikan kepada mereka yang bersedia masuk Islam 
14. Penguasa kerajaan Samudera Pasai terdiri atas dua dinasti. Dinasti yang berhasil menjadikan pemerintahan lebih terstruktur adalah.... 
A. Meurah Delima B. Meurah Silu 
C. Meurah Tsani D. Meurah Khoir 
15. Kerajaan Malaka sangat dipengaruhi oleh budaya Melayu dan budaya Islam. Keberadaan dua budaya ini berdampak pada kehidupan sosial budaya masyakatnya. Berikut ini Kemajuan Kerajaan Malaka di bidang sosial budaya ialah… 
A. para petani menduduki strata sosial yang tinggi dibandingkan dengan para pedagang 
B. disusunnya undang-undang khusus bagi para petani yang merupakan penduduk mayoritas 
C. strata masyarakat tidak ditentukan dan berdasarkan pekerjaan mereka sehari-hari 
D. terwujudnya masyarakat yang egaliter, terbuka, demokratis dan saling menghargai 
16. Penyebaran Islam melalui ranah hukum yang dilakukan oleh Penguasa Kerajaan Aceh  dengan jalan ... 
A. memadukan adat tradisional dan ajaran Islam sebagai dasar aturan bermasyarakat 
B. menjadikan al-Qur’an sebagai pedoman hukum negara 
C. mengadopsi aturan hukum bangsa Portugis dan Belanda yang dianggap maju 
D. mengangkat para ahli hukum yang mendapatkan pendidikan di luar negeri 
17. Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa dan memiliki daerah kekuasaan terluas di Pulau Jawa serta mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan… 
A. Jaka Tingkir B. Raden Patah 
C. Sultan Trenggono D. Arya Penangsang 
18. Kerajaan Banten mampu mengantarkan rakyatnya mencapai kesejahteraan dan memiliki sumber perekonomian masyarakat yang berpusat pada sektor … 
A. perikanan, pertanian dan peternakan 
B. peternakan, perkebunan dan perikanan 
C. perdagangan, pertanian dan perkebunan 
D. perdagangan, industri dan perikanan 
19. Kerajaan Mataram pada masa keemasannya dapat menyatukan tanah Jawa dan sekitarnya termasuk Madura serta meninggalkan beberapa jejak budaya yang dapat dilihat hingga kini. Salah satu budaya kerajaan Mataram yang masih lestari adalah …. 
A. Sultanah B. Sekaten C. Saka tatal D. Bustanussalatin 
20. Sultan Alaudin adalah Raja Makasar pertama yang masuk Islam. Berikut ini peranannya dalam penyebaran Islam di wilayah Sulawesi Selatan ialah… 
A. mengirimkan para ahli dakwah untuk menyebarkan Islam ke Sumbawa 
B. memerangi kerajaan di wilayah lain agar menganut agama Islam 
C. mengajak para cendekiawan untuk menyusun buku-buku pengetahuan Islam 
D. mengeluarkan dekrit bahwa Agama Islam sebagai agama resmi kerajaan 
21. Kerajaan Ternate dan Tidore bersaing memperebutkan hegemoni politik di kawasan Maluku. Dari persaingan tersebut muncul dua persekutuan dagang yang disebut …. 
A. Uli-Lima dan Uli-Siwa B. Uli-Lima dan Uli-Brahma 
C. Uli-Lima dan Uli-Sudera D. Uli-Lima dan Uli-Ksatria 
22. Abdurrauf Singkili dikenal sebagai ulama yang sangat produktif. Salah satu peran beliau dalam hal ini adalah …. 
A. mengarang buku Al Jabar 
B. menulis metode menghafal hadits 
C. menulis 20-30 kitab dari berbagai disiplin ilmu 
D. membuat metode cepat membaca Al Qur’an 
23. Prestasi Abdurrauf Singkili dalam mensyiarkan Islam  Aceh diklasifikasikan dalam bidang Tafsir, Hadits, Fiqih dan Tasyawuf. Dalam hal ini yang menunjukkan prestasi bidang  Tasyawuf adalah …. 
A. Mi’rot at Tullab                       C. Turjuman al Mustafid 
B. ’Umdat Al Muhtajin                   D. Asy Syar’iyah li al Malik 24. Pengertian tradisi menurut bahasa adalah .... 
A. Kesenian                                 C. Upacara adat 
B. Adat Istiadat                            D. Ritual ibadah 
25. Dibawah ini merupakan para penyebar Agama Islam di Pulau Jawa Indonesia: 
1. Sunan Giri / Raden Paku / Ainul Yaqien 
2. Sunan Bonang / Raden Maulana Makdum Ibrahim 
3. Sunan Ampel / Raden Rachmad 
4. Sunan Drajat / Raden Qosim Syarifuddin 
5. Sunan Muria / Raden Syaid 
6. Sunan Gunung Jati / Fatahilah / Fattahillah /  Syarif Hidayatullah 
7. Sunan Gresik / Maulana Malik Ibrahim 8. Sunan Kudus / Raden Ja'far Sodik 
9. Sunan Kalijaga / Raden Mas Syahid 
Dari nama-nama walisongo tersebut yang pernah berdakwah di gresik adalah …. 
A. 1,2,3,7 B. 1,2,4,7 C. 2,3,4,7 D. 4,5,6,7 
26 Prestasi Abdurrauf Singkili dalam mensyiarkan Islam  Aceh diklasifikasikan dalam bidang Tafsir, Hadits, Fiqih dan Tasyawuf. Dalam hal ini keteladanan bidang  hukum yang dapat diambil adalah sebagai.… …. 
A. Mudin B. Ustadz C. Mufti D. pendiri Tarekat 
27. Dalam berdakwah Wali Songo selalu memperhatikan situasi dan kondisi masyarakat setempat. Keteladanan yang dapat diambil dari peran Wali Songo adalah.... 
A. menguasai pemerintahan 
B. mengikis habis budaya lokal 
C. pandai memilih metode dakwah 
D. piawai memainkan wayang 
28. Diantara peran Muhammad Arsyad Al Banjari dalam mensyiarkan Islam di Indonesia adalah dengan mendirikan kompleks  pendidikan. Hal ini keteladanan yang dapat diambil adalah …. 
A. peduli seni B. peduli pendidikan 
C. berakidah kokoh D. kuat imannya 
29. Adanya budaya lokal menuntut apresisasi kita dalam menggalinya. Berikut ini yang merupakan tradisi adat nusantara yang ada di Pulau Jawa yaitu... 
A. Zapin B. Sekaten C. Pakarena Burakne D. Slabadan 
30. Tradisi Islam yang ada di Nusantara merupakan akulturasi antara ajaran Islam dan adat yang ada di Nusantara. Dalam hal ini tradisi Islam di Nusantara berperan sebagai …. 
A. ajaran agama B. materi dakwah 
C. metode dakwah D. budaya agama 
31. Contoh adat istiadat yang bernafaskan Islam yang dilaksanakan di daerah Minang adalah .... 
A. upacara menata jambang B. upacara merias wajah 
C. upacara kelahiran anak D. upacara khitanan 
32. Sudah menjadi kewajiban kita sebagai generasi muda untuk  peduli terhadap terhadap tradisi dan upacara adat kesukuan Nusantara. Diantara bentuk apresiasi terhadap tradisi dan upacara adat kesukuan Nusantara adalah .... 
A. mengucilkan masyarakat yang tidak mau melaksanakan tradisi lokal 
B. melestarikan budaya lokal sebagai sarana berdakwah 
C. mengajak semua masyarakat untuk melaksanakan salah satu  tradisi lokal 
D. melarang masyarakat melaksanakan tradisi lokal 
33. Wayang adalah salah satu budaya Jawa hasil akulturasi dengan budaya India. Cerita-cerita pewayangan diambil dari kitab Ramayana dan Barathayuda. Setelah terjadi akulturasi dengan Islam tokoh-tokoh dan cerita pewayangan diganti dengan cerita bernuansa Islam. Berikut termasuk cerita pewayangan yang bernafaskan Islam adalah.... 
A. Baratayuda B. Petruk gareng 
C. Babat alas wonomarto D. Wahyu purboningtyas 
34. Sentuhan budaya lokal dengan agama Islam yang berlangsung telah melahirkan sebuah bentuk seni baru yang berfungsi baik sebagai ekspresi keagamaan maupun ekspresi budaya. Berikut ini kesesuaian antara asal tradisi dan contoh kesenian dan adat istiadatnya adalah.... 
A. Madura : sandur B. Bugis: sekaten 
C. Sunda: menata konde D. Jawa: tari pergaulan 
35. Dari sekian banyak kesenian dan adat istiadat yang berkembang di Nusantara yang bernafaskan Islam merupakan rangkaian dakwah Islam yang dilakukan pada masa itu. Salah satu contoh tradisi Islam yang berkembang di Jawa adalah …. 
A. sekaten B. wayang C. ludruk D. lenong 
36. Qasidah merupakan puisi yang terdiri dari 14 bait lebih, yang merupakan jenis seni suara yang bernafaskan .... 
A. Barat B. Islam C. Melayu D. Qiro’ah 
37. Di antara cara mengapresiasi tradisi dan upacara adat kesukuan Nusantara adalah menjadikan sebagai.... 
A. alat sosialisasi dengan bangsa asing 
B. metode dakwah yang paling efektif 
C. pengganti budaya Islami 
D. pemisah budaya bangsa 
38. Salah satu cara dalam melestarikan tradisi dan upacara adat kesukuan Nusantara dalam kehidupan sehari-hari adalah merayakan.... 
A. ulang tahun kelahiran
B. ulang tahun pernikahan 
C. tradisi dan upacara adat kesukuan 
D. peringatan 7, 100, 1000 hari wafat 
39. Di antara manfaat tradisi dan upacara adat kesukuan di Nusantara bagi kemajuan bangsa adalah dapat meningkatkan.... 
A. prilaku primitif B. investor lokal saja 
C. perekonomian investor D. taraf hidup masyarakat 
40. Ibrah yang dapat kita ambil dari tradisi dan upacara adat kesukuan di Nusantara adalah merupakan bagian dari ..... 
A. keluhuran budi pekerti orang tua 
B. khazanah budaya cermin prilaku bangsa 
C. kerjasama dan kebersamaan dalam bekerja 
D. menumbuhkan peduli terhadap budaya asing. 

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan jelas! 
41. Sebutkan 4 faktor penyebab mudah berkembangnya Islam di Nusantara! 
42. Bagaimanakan menurut pendapat kalian, Pendekatan yang paling efektif dari lima pendekatan yang digunakan dalam mensyiarkan Islam di Nusantara? Berilah alasan! 
43. Klasifikasikan kerajaan Islam di Nusantara ! 
44. Bagaimana menurut pendapatmu, alternatif pendekatan yang dipandang efektif selain dari lima pendekatan yang digunakan dalam mensyiarkan Islam pada masa sekarang ? berilah alasannya! 
45. Sebutkan tiga persamaan pendidikan, gelar dan peran antara Abdurrauf Singkili dengan Muhammad Arsyad Al Banjari !

Ulangan Akhir Semester I Kelas VIII MTs

PRA UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL KELAS VIII MTs NURUL ISLAM INDONESIA

Nama Siswa : ....................................

Kelas : ...............................................


Pilihan Berganda
1. Salah satu faktor pemicu Kemunduran Bani Umayyah adalah munculnya kekuatan baru dari kelompok….

    A,. Jamiyah          C. Syiah                       

B.  Bani Hasyim                  D.Khawarij

2. Nama suku non Arab yang mendapat perlakuan kurang wajar pada masa pemerintahan Bani Umayyah  adalah….

A. Badui               C. Khazraj                   

B. Mawali                           D. Quraidzah

3. Kekuatan baru yang muncul pada akhir pemerintahan dan membuat Bani Umayyah mundur adalah kelompok….

A.Al Abbas bin Abd. Muthalib    B.Ali bin Abi Thalib               

C. Umar bin Khattab  D. Fathimah binti Muhammad

4. Khalifah terakhir yang memerintah pada masa Bani Umayyah adalah….

 A. Yazid bin Abd. Malik                B. Marwan bin Hakam               

C. Yazid bin Walid       D. Marwan bin Muhammad

5. Tokoh propagandis terkenal yang sangat gigih  memperjuangkan berdirinya Dinasti Abbasiyah Adalah….

A. Abu Abbas Assafah   C. Abu Muslim Al Khurasani     

B. Abu Jafar                                  D. Muhammad Ali

6.  Kota yang digunakan sebagai basis kegiatan propagandis pada awal berdirinya bani Abbas adalah

A. Basrah       B. Baghdad          C. Kufah                      D. Syiria

7. Strategi awal yang diterapkan Muhammad bin Ali agar usaha propagandanya mendapat keberhasilan  dengan cara menggunakan nama….

A. Bani Muthalib        C. Bani Abbas         

B. Bani Kinanah                  D. Bani Hasyim

8. Isu yang diangkat para pendiri Bani Abbas agar usahanya mendapat respon yang cepat dari rakyat adalah tentang….

A. Perekonomian             C. hak asasi manusia

B. Pendidikan                 D. keadilan

9. Tokoh berikut yang termasuk  pendiri dan khalifah pada masa bani Abbas adalah….

    A. Muhammad bin Ali       C. Ibrahim Al Imam   

 B. Abu Muslim    D. Abu Abbas Assafah

10. Pusat pemerintahan Bani Abbas terletak di kota….

   A. Mekkah                   C. Baghdad     

 B. Madinah                         D.Damaskus

11. Kekuasaan Bani Abbas berlangsung kurang lebih selama....

A. 41 tahun                        C. 3,5 abad       

B. 90 tahun                          D. 5,5 abad

12. Tokoh penguasa berikut ini yang termasuk khalifah terkenal pada masa bani Abbas adalah….

   A. Abu Muslim dan Abu Ja’far

B. Muhammad bin Ali dan Abu  Abbas

C. Al Makmun dan Harun Al-Rasyid

D. Al Amin dan Al Wasiq

13. Khalifah bani Abbas yang dikenal sebagai peletak dasar-dasar pemerintahan adalah….

   A. Abu Ja’far Al Mansur               C. Abu Abbas Assafah

B. Abdullah Almakmun                     D. Harun Al-Rosyid

14.Usaha yang dilakukan Khalifah Abu Ja’far Al-Mansur untuk mengembangkan dan memajukan  ilmu pengetahuan dengan cara….

A. Menerjamahkan naskah kuno ke dalam bahasa arab

B. Mendirikan perpustakaan                                 

C. Membangun lembaga bahasa

D. Mewajibkan berbahasa Arab

15.Puncak kejayaan kekuasaan Bani Abbas terjadi pada masa pemerintahan….

  A. Abu Ja’far Al Mansur     C. Al-Makmun 

B. Harun Ar-Rasyid          D. Al Musta’shim

16. Salah satu sikap yang dimiliki khalifah Harun Al Rosyid sehingga banyak dikagumi dan disenangi rakyat  adalah….

A.Tegas        B. Disiplin  C.Humoris                     D. Dermawan

17. Karir politik Harun Al Rosyid sebelum menjadi khalifah adalah sebagai….

    A. pendidik di Basrah     C. Hakim di Kufah

B. Diplomat di Damaskus    D. Gubernur Saifah

18. Tokoh Penyair kesayangan Harun Al Rasyid adalah….

    A. Ibnu Athiyah       C. Abu Nawas

B. Ibnu Abi Maryam           D.Yahya al Barmaki

19. Harun Al Rosyid menjabat khalifah pada usia yang relatife masih muda yaitu usia….

   A. 17 tahun                      C. 25 tahun     

B. 23 tahun                   D. 27 tahun

20.Tokoh yang banyak membantu khalifah Harun AL Rasyid saat memimpin adalah….

 A. Muhammad bin Ali                   C. Abu Ja’far Al Mansur 

B. Yahya bin Khalid                       D. Abu Muslim

21. Keadaan Rakyat pada masa pemerintahan Harun Al Rasyid mengalami masa….

 A. Kemunduran          C. Kejayaan         

B. Stagnasi                    D.kehancuran

22. Dikenal sebagai filosof muslim pertama adalah….

A. Ibnu Sina          B. Al-Ghozali   

C. Al-Kindi          D. Al-Farabi

23. Al-Kindi menyelaraskan antara filsafat dengan….

A. Agama         B. Ilmu pengetahuan

C. Peradaban        D. Kebudayaan

25. Salah satu karya Al Kindi adalah Risalah fi Madkhal al Mantiq bi Istifa al Qawl fih berisi tentang pengantar....

A. Kedokteran       B. Filsafat           C. Logika         D. Sains

26. Filsafat emanasi dikemukakan oleh filosof muslim bernama….

A. Ibnu Sina        B. Ibnu Rusyd   C. Al-Farabi     D. Ibn Thufail

27. Filosof muslim yang terkenal juga sebagai dokter adalah….

A. Al-Kindi         B. Ibnu Rusyd     C. Ibnu Sina    D.  Al-Farabi

28. Qanun fi al-Tibb adalah kitab ensiklopedi kedokteran yang menjadi rujukan dunia kedokteran hingga abad ke 18 , ditulis oleh….

A. Ibnu Sina            B. Al-Ghazali 

C. Averrous           D. Al-Khawarizmi

  29. Ilmuwan muslim yang dikenal sebagai penulis pertama ensiklopedi bidang kedokteran adalah…

A. Ali Ibn Rabbani at-Tabari         C. Ar-Razi           

B. Ibnu Sina            D. Al-Kindi

 30. Murid dari Ali Ibn Rabbani at-Tabari   yang kemudian menjadi dokter dan filosof besar pada zamannya adalah….

A. Ibnu Sina          B. Al-Kindi 

C.   Ar-Razi         D.      Ibn Rabbani

 31. Kitab Al-Hawi diterjemahkan ke dalam bahasa Latin tahun 1279 M, dan menjadi  rujukan di universitas-universitas Eropa sampai abad ke-17 M, ditulis oleh….

A. Zakaria ar-Razi                                      C. Ibnu Sina

B. Ali Ibn Rabbani at-Tabari                  D. Ibnu Bajjah

32. Roman filsafat yang menceritakan pencarian kebenaran yang ditulis Ibn Thufail adalah….

A. Kitab Al-Nafs                             C. Al-Madinah al-Fadhilah 

B. Hayy bin Yaqdzan                                 D. Al-Muwatha’

33. Filosof muslim yang dikenal sebagai komentator pemikiran filsafat Aristoteles adalah….

A. Al-Ghazali          C. Ibnu Miskawaih   

B.  Ibnu  Bajjah         D. Ibnu Rusyd

34. Filosof muslim yang dalam literatur Barat dikenal dengan nama Avempace adalah….

A. Ibn Thufail           B. Al-Kindi 

C.  Ibnu Bajjah        D. Ibnu Sina

35. Karya Al-Ghazali yang isinya  kritik terhadap para filosof adalah….

A. Al-Munqidz min al-Dhalal             C. Tahafut al-Falasifah

B. Al-‘Aql bil Insan                            D. Al-Falsafah

36. Imuwan muslim yang dikenal sebagai ahli kimia modern adalah…

A. Ibnu Sina       B. Al-Razi 

C.   Ibnu Rusyd      D. Jabir bin Hayyan

37. Ibnu Miskawaih adalah lmuwan muslim yang pertama membahas….

A. Filsafat akhlak     C. Filsafat umum   

B.Filsafat ilmu        D. Sejarah

38. Tahzib al-Akhlaq wa Tathhir al-A'raq adalah karangan….

A. Al-Ghazali           C. Ar-Razi 

B. Ibnu Miskawaih     D. Al-Farabi

39.  Imuwan muslim yang memperkenalkan aljabar dan penemu angka nol adalah….

A. Jabir bin Hayyan         C.  Ibnu Thufail

B. Al-Khawarizmi      D.  Al-Kindi

40. Kumpulan kitab hadist yang menjadi rujukan umat muslim hampir di seluruh dunia adalah….

A. Kutubussittah            C. Bukhori-Muslim

B. Kutubulkhomsah          D. Musnad





II. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas !

1. Bagaimana pendapat Al-Kindi tentang agama dan filsafat!

…………………………………………………………………….

2. Sebutkan ulama Hadist yang termasuk ke dalam kutubussittah!

…………………………………………………………………….

3. Sebutkan ulama empat madzhab dan karyanya!

……………………………………………………………………..

4. Sebutkan ciri-ciri puisi pada masa Dinasti Abbasiyah !

………………………………………………………………………

5. Sebutkan apa makna dibalik kisah Hayy bin Yaqdzan !

………………………………………………………………………

6. Apa saja pelajaran yang dapat kita peroleh dari masa  keemasan (peradaban emas) kebudayaan/peradaban masa Dinasti Abbasiyah?

…………………………………………………………………………

7. Apa bukti-bukti perkembangan kebudayaan/peradaban Abbasiyah?

…………………………………………………………………………

8. Darimana kita dapat mengetahui perkembangan keemasan kebudayaan.peradaban masa Dinasti Abbasiyah?

…………………………………………………………………………

9. Sebutkan bukti-bukti warisan kemajuan kebudayaan.peradaban Dinasti Abbasiyah yang masih ada sampai sekarang?

10. Buatlah klasifikasi bidang-bidang yang mengalami kemajuan pada masa Dinasti Abbasiyah.

…………………………………………………………………………

Rangkuman BAB 1 JEJAK PERADABAN DINASTI ABBASIYAH

Keruntuhan Dinasti Bani Umayyah pada tahun 750 M, menjadi tonggak awal berdirinya kekuasaan Dinasti Bani Abbasiyah. Khalifah pertama dari Dinasti ini adalah Abdullah As- Saffah bin Muhammad bin Ali Bin Abdulah bin Abbas bin Abdul Muthalib. Dinamakan Dinasti Bani Abbasiyah karena para pendiri dan khalifah dinasti ini adalah keturunan Al-Abbas ibn Abdul Muthalib, paman Nabi Muhammad saw. Masa kekuasaan Dinasti Bani Abbasiyah berlangsung dalam rentang waktu yang panjang, dari tahun 132 H (750 M) s/d 656 H (1258).

Dari 37 khalifah Dinasti Bani Abbasiyah, terdapat beberapa orang khalifah yang terkenal, di antaranya Abu Ja’far Al-Mansur, Harun Ar-Rasyid dan Al-Makmun.

Al-Mansur merupakan khalifah  kedua,  merupakan khalifah yang menetapkan dasar-dasar pemerintahan Daulat Bani Abbas.Masa pemerintahan Abu Ja’far Al-Mansur merupakan masa awal perkembangan ilmu pengetahuan yang merupakan cikal bakal perkembangan kejayaan Abbasyiah  di  masa pemerintahan setelahnya. Kota  Baghdad yang dibangunya menjadi ibu kota Dinasti Abbasiyah dan selain  merupakan pusat perdagangan  juga kebudayaan dan ilmu pengtahuan.  Baghdad dianggap sebagai kota terpenting di dunia dan menjadi salah satu  pusat peradaban dunia.

Pada masa Khalifah Harun Ar-Rasyid dan Khalifah Al-Makmun, peradaban Islam mencapai masa keemasan. Kebudayaan India dan Yunani juga telah memberi sumbangan yang berarti bagi perkembangan kebudayaan Islam. Kota-kota  Jundisapur, Harran, dan Iskandariyah  adalah pusat-pusat peradaban Yunani sebelum Islam.  Setelah Islam datang tradisi keilmuwan Yunani terjaga bahkan mengalami perkembangan yang semakin pesat. Beberapa sastrawan dan budayawan yang muncul pada masa itu adalah Ibnu Maskawaih dan Al-Kindi.

Al-Mansur, Harun Ar-Rasid dan Al-Makmunmerupakan masa-masa keemasan peradaban Islam. Para khalifah agung tersebut dikenal sebagai penguasa adil dan bijaksana serta memiliki perhatian dan kecintaan yang  kuat  terhadap ilmu pengetahuan. Dukungan dan kegigihan mereka dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan pengembangan perdaban Islam tercermin dalam berbagai kebijakan pemerintahannya.

Rangkuman BAB II Kesuksesan Nabi Muhammad saw Melakukan Perubahan

1. Sebelum kedatangan Nabi Muhammad saw dan Umat Islam, Madinah bernama Yasrib. Yasrib terkenal dengan daerah subur dengan hasil pertanian kurma. Selain itu, posisinya sebagai jalur perdagangan antara selatan dan utara. Kondisi ini menarik Orang-orang untuk menetap di Madinah. Penduduk Yasrib pertama adalah Suku Amaliqoh. Kedatangan Yahudi dari Siria membuat peralihan kekuasaan dari Amaliqoh ke tangan Yahudi. Suku Yahudi datang ke Madinah karena diusir dan disiksa oleh Kerajaan Romawi. Suku-suku Yahudi yang datang ke Madinah adalah Bani Nadhir, Bani Quraizhah, Bani Ghathafan, dan Bani Qainuqa. Mereka membawa kepercayaan agama Yahudi. Setelah itu datang Imigran dari Arab Yaman yaitu suku Aus dan Khazraj dengan membawa agama pagan yaitu kepercayaan kepada benda-benda dan kekuatan alam. Arab Yaman mengikuti kepercayaan sama dengan kepercayaan orang Arab Makkah.

2. Hijrah menurut bahasa meninggalkan, sedangkah menurut istilah meninggalkan sesuatu untuk menuju sesuatu yang baru. Dalam sejarah Islam, Hijrah adalah kegiatan perpindahan Nabi Muhammad bersama para shahabat dari Makkah ke Madinah dengan tujuan mempertahankkan dan menegakkan Islam. Hijrah terbagi menjadi 2 macam yaitu pertama hijrah makaniyah yaitu meninggalkan tempat. Selama masa kenabian, terjadi 3 hijrah makaniyah yaitu ke Habasyah, Thaif, dan Madinah. Kedua, hijrah manawiyah yaitu meninggalkan semua apa yang dilarang oleh Allah. Hijrah manawiyah terdiri dari 4 macam yaitu hijrah i’tiqady, fikriyah, syu’uriyah, dan sulukiyyah.

3. Nabi Muhammad memilih hijrah untuk menghindari ancaman dan penyiksaan kaum Quraisy. Madinah menjadi pilihan selanjutnya dengan mempertimbangkan posisinya tidak jauh dari Makkah, dia memiliki ikatan kerabat dari kakeknya Abdul Mutholib, karakter penduduknya yang lembut, dan tentunya Hijrah merupakan perintah Allah swt.

4. Kafir Quraisy meningkatkan tekanan dan ancaman terhadap Nabi Muhammad terutama setelah meninggal Abu Thalib dan Siti Khadijah. Mereka merencakan untuk membunuh Nabi saw sebelum beliau hijrah. Mereka merasa hijrah nabi saw dan pengikutnya ke tempat baru akan memperkuat umat Islam dan nantinya akan menyerang mereka. Kafir Quraisy memilih para algojo untuk membunuh nabi Muhammad, tapi akhirnya gagal.

5. Nabi Muhammad telah mempersiapkan proses hijrah dengan matang. Setelah mayoritas umat Islam telah hijrah ke Madinah. Nabi Muhammad saw mendapat perintah hijrah bertepatan dengan pengempungan rumahnya oleh para algojo kafir Quraisy. Atas kekuasaan Allah Nabi Muhammad bisa lolos. Sebelum keluar rumah, Nabi Muhammad memintah Ali bin Abi untuk memakai mantelnya dan berbaring di tempat tidurnya untuk mengelabui para algojo.

6. Nabi Muhammad saw mengajak Abu Bakar untuk menami berhijrah. Langkah pertama, mereka pergi ke gua Tsur yang berada di sebelah selatan Makkah, bertolak belakang dengan arah ke Madinah yaitu utara Makkah. Mereka berdua tinggal di gua Tsur selama 3 hari sambil melihat perkembangan situasi di Makkah. Pada hari keempat mereka meninggalkan gua tsur menuju kota Madinah. Setelah berjalan 7 hari, Nabi Muhammad saw beristirahat di Quba dan sempat membangun masjid yang dikenal dengan masjid pertama dalam sejarah Islam. Setelah itu keduanya berangkat ke madinah dengan sambutan yang meriah dari penduduk Madinah.

7. Nabi Muhammad saw melakukan beberapa rencana yaitu membangun masjid, mempersaudarakan kaum muhajirin dan kaum anshar. Dan membuat perjanjian antara umat Islam dengan Yahudi. Selain itu dalam rangka mengemabangkan perekonomian Madinah, Nabi Muhammad saw melakukan beberapa program yaitu mempersaudarakan kaum muhajirin dan kaum anshar, orang-orang miskin tinggal di masjid, membuka lapangan kerja, mengajurkan berdagang bagi yang punya modal, menganjurkan bertani bagi orang yang tidak punya modal, dan mengelola zakat dengan baik. Sistem Persaudaraan berlandaskan Iman dan Aturan toleransi beragama menjadil modal utama kesuksesan dakwah nabi saw di Madinah

8. Nabi Muhammad saw menghadapi tantangan dalam berdakwah dari dalam Madinah yaitu orang-orang Yahudi, dan dari pihak luar Madinah yaitu kafir Quraisy. Peristiwa pertentangan dari kedua pihak menimbulkan beberapa peristiwa yaitu perang badar, perang Uhud, Perang Khandak, Perjanjian Hudaibiyah, dan FathulMekkah.

9. Nabi Muhammah menampilkan kearifan dan kedamaian dalam dakwahnya. Sikap penuh kedamaian tidak hanya waktu tenang, bahkan dalam kondisi kritis, Nabi Muhammad saw tetap mendahulukan perdamaian. Sikapnya membuat simpatik musuh-musuh Islam sehingga mereka tertarik masuk Islam.

Kisi-kisi Ujian MID Semester Genap Kelas 9 TA. 2020-2021

Tradisi keislaman Nusantara adalah adat kebiasaan yang diwariskan secara turun-temurun yang masih dijalankan dalam masyarakat Nusantara yang...