Thursday, August 30, 2018

Dakwah rahasia (sirriyah) di Mekkah

Pada awal dakwahnya, nabi Muhammad menggunakan dakwah sirriyah dalam menyebarkan Islam. Nabi Muhammad melakukan dakwah sirri bukan karena takut melainkan strategi dakwah. Dimana Nabi mengantisipasi pengikut Nabi yang masih sedikit dan belum kuat. Sedangkan ancaman dan siksaan masyarakat kafir Quraisy masih kua dan status kota Mekkah sebagai pusat agama bangsa Arab. Disana terdapat para pengabdi ka’bah dan tiang sandaran bagi berhala dan patung-patung yang dianggap suci oleh seluruh bangsa Arab

Nabi Muhammad saw melakukan dakwah sirri  dengan pendekatan personal. Hal ini disebabakan pendekatan personal memiliki keterkaitan batin serta interaksi emosional antara pengajak dan yang diajak. pendekatan personal ini Nabi SAW telah menggabungkan antara ikhtiar dan tawakal. Artinya nabi dalam berdakwah memperhatikan situasi dan kondisi yang ada.

Nabi Muhammad melaksanakan dakwah sirriyah selama 3 tahun.  Pertama-tama, Nabi  menawarkan Islam kepada orang-orang terdekat, keluarga besar serta shahabat-shahabat karib beliau. Mereka diajak  untuk memeluk Islam.  Dalam sejarah Islam dikenal sebagai as-Saabiquun al-Awwalluun (orang-orang yang paling dahulu dan pertama masuk Islam). Mereka adalah
1. Khadijah binti Khuwailid, Ummul Mukminin Isteri Nabi Shallallâhu ‘alaihi wasallam,
2. Zaid bin Haritsah bin Syarahil,  Maula (budak) beliau, al-Kalbi,
3. Ali bin Abi Thalib Sepupu beliau;
4. Abu Bakr ash-Shiddiq, Shahabat paling dekat beliau,.

Setelah memeluk Islam, Abu Bakr bersemangat dalam berdakwah mengajak orang-orang masuk Islam. Karakter Abu Bakar terkenal sebagai sosok laki-laki yang lembut, disenangi, dan berbudi baik. Para tokoh kaumnya selalu mengunjunginya dan sudah tidak asing dengan kepribadiannya karena kecerdasan, kesuksesan dalam berbisnis dan pergaulannya yang luwes. Melalui Dakwah beliau, beberapa shahabat masuk Islam yaitu :
1. ‘Utsman bin ‘Affana al-Umawi,
2. az-Zubair bin al-’Awam al-Asadi,
3. ‘Abdurrahman bin ‘Auf,
4. Sa’d bin Abi Waqqash az-Zuhriyan dan
5. Thalhah bin ‘Ubaidillah at-Timi.

Kemudian diikuti oleh Bilal bin Rabah al-Habasyi, Abu ‘Ubaidah; ‘Amir bin al-Jarrah yang berasal dari suku Bani al-Harits bin Fihr, Abu Salamah bin ‘Abdul Asad, al-Arqam bin Abil Arqam (keduanya berasal dari suku Makhzum), ‘Utsman bin Mazh’un – dan kedua saudaranya; Qudamah dan ‘Abdullah -, ‘Ubaidah bin al-Harits bin al-Muththalib bin ‘Abdu Manaf, Sa’id bin Zaid al-’Adawy dan isterinya;Fathimah binti al-Khaththab al-’Adawiyyah – saudara perempuan dari ‘Umar bin al-Khaththab -, Khabbab bin al-Arts, ‘Abdullah bin Mas’ud al-Hazaly serta banyak lagi selain mereka. Mereka itulah yang dinamakan as-Saabiquunal Awwaluun.

Mereka semua masuk Islam secara sembunyi-sembunyi. Mereka menyembunyikan keimanannya untuk menghindari ancaman dan siksaan Kafir Quraisy. Selain diuji oleh faktor eksternal, keimanan mereka diuji oleh faktor internal, yaitu ajaran-ajaran yang diterima Nabi bertentangan dengan kondisi yang ada dan diluar kemampuan otak manusia.

Seperti peristiwa isra miraj. Peristiwa perjalan nabi dari Masjidil haram ke baitul maqdis, dan diteruskan ke sudraotul muntahan dalam satu hari. Peristiwa yang tidak mungkin dilakukan pada waktu itu. Dimana kondisi fasilitas transportasi masih menggunakan unta atau kudan, belum tersedia alat transportasi modern seperti pesawat terbang.Abu bakar merupakan shahabat pertama yang mempercayai peristiwa tersebut, sehingga  Abu bukar mendapat gelar Ash Shiddiq. Beliau mempercayai apapun diucapkan dan disampaikan oleh Nabi Muhammad saw. Pada peristiwa isra’ dan mi’raj, Nabi Muhammad saw mendapat perintah menegakan shalat 5 waktu.

Menurut Ibnu Hajar bahwa perintah shalat Termasuk wahyu pertama yang. Ibnu Hajar berkata:

كان صلى الله عليه وسلم قبل الإسراء يصلى قطعًا وكذلك أصحابه، ولكن اختلف هل فرض شىء قبل الصلوات الخمس من الصلوات أم لا‏؟‏ فقيل‏:‏ إن الفرض كانت صلاة قبل طلوع الشمس وقبل غروبها‏.

“sebelum terjadinya Isra’, beliau Shallallâhu ‘alaihi wasallam secara qath’i pernah melakukan shalat, demikian pula dengan para shahabat akan tetapi yang diperselisihkan apakah ada shalat lain yang telah diwajibkan sebelum (diwajibkannya) shalat lima waktu ataukah tidak?. Ada pendapat yang mengatakan bahwa yang telah diwajibkan itu adalah shalat sebelum terbit dan terbenamnya matahari”.

Walaupun dakwah dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan bersifat personal, namun beritanya sudah kedengaran oleh kaum Quraisy. Hanya saja, mereka belum mempermasalahkannya karena nabi Muhammad belum menentang agama dan tuhan mereka. Sehingga nabi Muhammad dapat membangun jamaah Mukminin berlandaskan ukhuwwah (persaudaraan) dan ta’awun (solidaritas).  Kemudian turunlah wahyu yang memerintahkan Nabi Muhammad untuk  menyampaikan dakwah secara terang-terangan dan menentang kebatilan kaum quraisy dan menyerang berhala-berhala mereka.

No comments:

Post a Comment

Syukron atas kunjungan dan komentarnya :)

Kisi-kisi Ujian MID Semester Genap Kelas 9 TA. 2020-2021

Tradisi keislaman Nusantara adalah adat kebiasaan yang diwariskan secara turun-temurun yang masih dijalankan dalam masyarakat Nusantara yang...