Tuesday, April 7, 2020

SEJARAH PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN AL-AZHAR

Al-Azhar didirikan oleh seorang panglima Dinasti Fathimiyah, Jauhar Al-Katib Al-Siqli pada tahun 970 M, atas perintah Khalifah Al-Muiz Lidinillah, sebagai tempat ibadah (masjid),  tempat mengembangkan ajaran-ajaran Syi’ah dan lambang kepemimpinan spiritual umat Islam. Sebelumnya, masjid Al-Azhar bernama masjid Al-Qahirah atau Al-Jami’al-Qahirah, dan  sekarang dikenal dengan Al-Azhar. Pembangunan dimulai pada tanggal 4 April 970 M/24 Jumadil Ula 359 H dan selesai pada tanggal 7 Ramadhan 361 H/22 Juni 972 M, sekaligus diresmikan sebagai tempat pelaksanaan ibadah. Peresmian itu ditandai dengan pelaksanaan salat Jumat bersama.

Tidak dapat diketahui dengan jelas, perubahan nama dari masjid Al-Qahirah menjadi masjid Al-Azhar. Sebagian para ahli, misalnya Saniyah Qura’ah berpendapat bahwa penamaan tersebut berawal dari usulan Ya’kub Ibnu Killis, seorang wazir Khalifah al-Aziz Billah. Penamaan yang diusulkan  dinisbatkan dengan nama istana Khalifah al-Qhusur  Al-Zahirah, atau dikaitkan dengan nama putri Nabi Muhammad Fatimah Al-Zahra. Ada pendapat lain yang mengatakan bahwa penamaan tersebut dikaitkan dengan nama sebuah planet (Venus) yang memiliki cahaya cemerlang. Selain itu, Al-Azhar dinisbahkan kepada bunga, yang kemudian menjadi simbol dari ‘kemegahan’ peradaban muslim Kairo Apapun latar belakang penamaan tersebut, yang jelas menggambarkan harapan para pendirinya agar Masjid Al-Azhar  membawa cahaya terang dan kejayaan umat Islam yang dapat menyinari dunia. Harapan itu dapat disaksikan dalam perjalanan sejarah masjid ini, fungsinya terus digandakan, tidak lagi hanya sebagai tempat ibadah dan propaganda ajaran Syi’ah, tetapi berfungsi juga sebagai Madrasah Tinggi di Kairo, Mesir.

Setelah Al-Azhar resmi menjadi masjid Negara, kegiatan ilmiah pertama kali dilakukan dengan berkumpulnya para ulama, terdiri dari para fuqaha terkenal dan pejabat pemerintahan Fathimiyah  di  Al-Azhar untuk mendengarkan ceramah umum (Studium Generalle)  dari Abu al-Hasan Nu’man Ibnu Muhammad Al-Qirawaniy  sebagai  Qadi al-Qudat (Hakim Agung)  Dinasti Fathimiyah), terjadi pada bulan Oktober 975 M/ Shafar 365 H.

No comments:

Post a Comment

Syukron atas kunjungan dan komentarnya :)

Kisi-kisi Ujian MID Semester Genap Kelas 9 TA. 2020-2021

Tradisi keislaman Nusantara adalah adat kebiasaan yang diwariskan secara turun-temurun yang masih dijalankan dalam masyarakat Nusantara yang...